KATA
PENGANTAR
Pertama-tama
kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberkahi kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai data
dan fakta pada makalah ini.
Makalah
ini memuat tentang “Analisa Kepemimpinan Thomas Jefferson” dan sengaja dipilih
karena menarik untuk dicermati. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang
mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang
dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang
telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami analisa dengan sempurna dalam
karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang
kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan memperkaya materi di mata kuliah Kepemimpinan di semester ini.
Terima kasih.
Jakarta, 1
Januari 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Sekarang
ini bangsa Indonesia
termasuk dalam kategori Negara Berkembang, namun pada kenyataannya bangsa Indonesia berada dalam situasi yang rumit karena
bangsa Indonesia tengah mengalami krisis
kepemimpinan yang belakangan ini tak
kunjung menemui titik terang. Padahal seorang figure pemimpin yang baik
merupakan factor terpenting untuk menciptakan Negara Berkembang bahkan Negara
Maju
Berdasarkan situasi bangsa Indonesia
di atas, kami menyusun makalah ini yang berisi tentang biografi presiden ke-3 Amerika
Serikat Thomas Jefferson. Sosok Thomas Jefferson sangat menarik untuk dianalisa
khususnya tentang bagaimana ia memimpin negara Adi Kuasa pada jamannya.
Makalah
ini berisi tentang analisa-analisa kami tentang tipe dan gaya kepemimpinan seorang Thomas Jefferson. Makalah
ini juga menerangkan tentang bagaimana sepak terjang politik dan berbagai
kebijakan yang Jefferson lakukan pada saat menjadi
orang nomor 1 di Amerika Serikat.
Kami
berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba menganalisa bagaimana cara
kepemimpinan Thomas Jefferson agar dapat menjadi tolak ukur bagi kita rakyat Indonesia
yang tengah mengalami krisis kepemimpinan.
BAB II
PERMASALAHAN
Biografi Thomas Jefferson
Thomas
Jefferson lahir di Shadwell, Gloochland (sekarang Albemarle), Virginia, AS pada 13 April 1743.
Anak dari Peter dan Jane Randoph Jefferson, pasangan keluarga berada. Ayahnya,
Peter, meninggal pada saat ia berumur 14 tahun dan mewarisinya tanah seluas
2,750 acre dan sejumlah budak belian. Jefferson
belajar di perguruan tinggi William dan Mary selama dua tahun, tetapi entah
mengapa keluar begitu saja sebelum dapat gelar apa pun. Sesudah itu dia
pelajari ilmu hukum selama beberapa tahun dan tahun 1767 dia ditempatkan di
badan pengadilan Virginia.
Tujuh
tahun lamanya Jefferson mempraktekkan
kebiasaan hukumnya seraya bergelimang di bidang pertanian. Bersamaan dengan itu
dia juga jadi anggota "Burges", dewan perwakilan Virginia.
Esai penting pertama Jefferson A Summary View of Rights of British America, tentang pandangan selintas kilas ihwal hak-hak Amerikanya Inggris. Esai itu ditulisnya tahun 1774. Tahun berikutnya dia dipilih jadi anggota delegasi Virginia untuk hadiri Kongres Kontinental kedua, dan tahun 1776 mulailah ia membuat corat-coret rancangan Deklarasi
Esai penting pertama Jefferson A Summary View of Rights of British America, tentang pandangan selintas kilas ihwal hak-hak Amerikanya Inggris. Esai itu ditulisnya tahun 1774. Tahun berikutnya dia dipilih jadi anggota delegasi Virginia untuk hadiri Kongres Kontinental kedua, dan tahun 1776 mulailah ia membuat corat-coret rancangan Deklarasi
Kemerdekaan. Di penghujung
tahun itu pula dia kembali ke dewan perwakilan Virginia dan main perananlah dia di situ
dalam hal pelbagai keputusan penting yang menyangkut perobahan-perobahan
masalah besar. Dua dari usul-usulnya adalah Statute of Virginia for Religion
Freedom dan Bill for More General Diffusion of Knowledge. Yang pertama
menyangkut perundangan perihal kebebasan beragama di Virginia dan yang kedua menyangkut
perundangan tentang penyebaran ilmu pengetahuan secara umum. Yang kedua ini
jelas berkaitan dengan keperluan pendidikan masyarakat.
Usul-usul
Jefferson perihal pendidikan antara lain:
pemberian pendidikan dasar kepada semua orang; pendirian sebuah universitas
pemerintah buat mereka yang berbakat layak mendapat pendidikan tinggi; adanya
sistem beasiswa. Rencana pendidikan Jefferson ini tidak diterima oleh negara
bagian Virginia
saat itu, kendati rencana serupa belakangan dilaksanakan oleh lain-lain negara
tanpa kecuali.
Perundang-undangan
menyangkut kemerdekaan beragama sungguh mengesankan bahkan mengagumkan karena
didalamnya terkandung toleransi agama dan sekaligus ketegasan adanya pemisahan
antara agama dan negara. (Sebelumnya, Gereja Anglikan merupakan agama resmi di
Virginia). Memang ada penentangan terhadap usul Jefferson ini tetapi
ujung-ujungnya disetujui juga oleh dewan perwakilan Virginia (1786). Gagasan serupa juga segera
disetujui dalam UU tentang hak-hak asasi oleh lain-lain negara bagian, dan
akhirnya disetujui pula dalam UUD Amerika Serikat sendiri.
Jefferson jadi Gubernur Virginia dari tahun 1779
sampai 1781. Lantas dia "pensiun" dari kehidupan politik. Selama masa
ngaso ini dia menulis satu-satunya bukunya Notes on the State of Virginia, ihwal negara bagian Virginia. Buku ini antara lain memuat sikap Jefferson yang tegas dan erang-benderang tentang anti
perbudakannya. Tahun 1782 isteri Jefferson
tutup usia sesudah kawin sepuluh tahun dan beranak enam. Walaupun si duda Jefferson masih cukup muda, tetapi dia tidak kawin lagi
sesudah itu.
Kemudian dia lekas-lekas
berhenti dari ngasonya dan menceburkan diri dalam Kongres. Di situ usulnya
tentang hal-ihwal pembagian mata uang dari sudut berat maupun ukurannya (ini
terjadi sebelum adanya rencana sistem ukuran metrik, yaitu panjang dinilai
dengan meter, berat dinilai dengan gram, isi dinilai dengan liter dan
sebagainya) ditolak. Dia juga mengajukan usul pelarangan perbudakan di seluruh
negara bagian, tetapi usul ini tertolak hanya karena selisih satu suara!
Tahun
1784 Jefferson mengunjungi Perancis dalam
sebuah misi diplomatik. Begitu sampai di sana
begitu dia gantikan Benjamin Franklin jadi Duta Besar Amerika untuk Perancis. Lima tahun lamanya dia
menetap di Perancis, karuan saja dia absen dari kegiatan politik dalam negeri
Amerika Serikat termasuk tatkala konstitusi disusun dan disahkan. Jefferson menyambut baik pengesahan konstitusi itu, dan
seperti para pemuka lainnya, dia yakin seyakin-yakinnya undang-undang yang
menjamin hak asasi harus dicantumkan didalam konstitusi.
Jefferson
kembali ke negerinya di penghujung tahun 1789 dan segera ditunjuk menduduki
korsi Menteri Luar Negeri. Di forum kabinet berkembang perbedaan sengit antara Jefferson dengan Menteri Keuangan Alexander Hamilton.
Mereka berbeda faham tentang pandangan politik. Dalam skala nasional pendukung
politik Hamilton bergabung membentuk Partai
Federal, sedangkan pendukung politik Jefferson
bergabung membentuk Partai Republik-Demokratis yang kemudian berkembang menjadi
Partai Demokrat yang kita kenal sekarang. Tahun
1796 Jefferson jadi calon Presiden tetapi
orang kedua sesudah John Adams. Di bawah ketentuan-ketentuan konstitusi yang
berlaku saat itu, dengan sendirinya dia hanya menduduki Wakil Presiden. Baru
pada tahun 1800 dia maju lagi dan menanglah dia jadi Presiden mengalahkan John
Adams. Selaku Presiden, Jefferson moderat
berbuat baik-baik saja terhadap bekas lawan-lawan politiknya, dan dengan
demikian menanamkan tradisi politik yang membudaya buat Amerika Serikat di
masa-masa berikutnya. Puncak dari puncak peninggalan abadi yang diberikannya
selama dalam masa jabatan presiden adalah langkah pembelian Louisiana, yang berakibat membuat wilayah
Amerika Serikat hampir dobel luasnya. Pembelian Louisiana mungkin merupakan perpindahan
pemilikan daerah terbesar secara damai sepanjang sejarah. Ini pada gilirannya
membuat Amerika Serikat sebuah negara besar dan kuat di dunia, walhasil punya
arti penting berjangka jauh. Andaikata Jefferson seorang yang bertanggung jawab
atas ihwal pembelian Louisiana
itu, bisa jadi saya tempatkan dia lebih atas dalam urutan daftar sekarang.
Tetapi, saya percaya, pemimpin Perancis Napoleon Banaparte, dalam pengambilan
langkah dan keputusan yang ruwet menjual daerah kepada Amerika Serikat adalah
orang yang paling pegang peranan. Bukannya Jefferson. Kalau toh ada orang
Amerika yang punya peranan besar dalam transaksi penjualan ini, itu pun
bukannya Jefferson, karena Jefferson tidak
pernah punya angan-angan melakukan pembelian tanah begitu luas. Yang-paling
mendekati adalah perutusan Amerika Serikat di Paris, Robert Livingstone dan
James Monroe yang begitu mencium kesempatan bagus dan menguntungkan untuk
melakukan perundingan jual-beli, dia melesat melewati instruksi-instruksi
diplomatik yang ada padanya dan terjun dalam persetujuan jual-beli. (Adalah
menarik bahwa pada catatan yang dipasang pada batu nisan, Jefferson tidak
memasukkan pembelian Louisiana
sebagai salah satu dari hasil prestasinya, padahal catatan itu dia sendiri yang
tulis).
Jefferson
terpilih lagi jadi Presiden tahun 1804 tetapi tahun 1808 dia berkeputusan tidak
mau jadi Presiden untuk ketiga kalinya. Berarti dia memperkokoh langkah yang
pernah diambil oleh George Washington. Jefferson pensiun pada tahun 1809 dan
satu-satunya langkah berikutnya yang bersifat kegiatan pemerintahan adalah
mendirikan Universitas Virginia
(diresmikan tahun 1819). Dengan begitu dia bisa saksikan sebagian dari rencana
yang pernah diusulkannya didalam dewan perwakilan Virginia walaupun baru terealisir empat
puluh tiga tahun kemudian. Jefferson wafat tanggal 4 Juli 1826, pada hari ulang
tahun kelima Deklarasi Kemerdekaan, sesudah perjalanan hidup yang penuh dengan
pergulatan --dan juga kebahagiaan-- selama lebih dari delapan puluh tiga tahun.
Bakatnya banyak sekali
disamping bakat politik. Dia kuasai lima
atau enam bahasa asing, dia peminat serius pengetahuan alam dan matematik, dia
petani yang berhasil yang bergelimang dengan cara pertanian ilmiah. Dan juga
dia produser barang-barang, seorang penemu walau dalam ukuran kecil dan juga
seorang arsitek yang pandai.
Berhubung bakat dan kualitas pribadinya yang begitu menonjol, sering orang berlebih-lebihan menilainya, melampaui pengaruh yang sesungguhnya yang dia punyai dalam sejarah. Jika kita mau secara cermat menilai arti pentingnya, mungkin kita mesti berangkat dari ihwal Deklarasi Kemerdekaan, karena pada tingkat perencana dianggap itu sebuah hasil kerja Jefferson yang besar. Pertama yang perlu dicatat Deklarasi Kemerdekaan itu bukanlah bagian dari hukum pemerintahan Amerika Serikat karena arti pentingnya terletak pada kenyataan bahwa deklarasi itu merupakan cetusan dari cita-cita Amerika. Lebih dari itu, cita-cita yang terkandung didalamnya tidaklah asli buah pikiran Jefferson melainkan sebagian terbesar berasal dari tulisan-tulisan John Locke. Deklarasi Kemerdekaan bukanlah sebuah falsafah yang tulen asli, dan juga memang tidak dimaksud begitu melainkan sebuah pernyataan ringkas tentang keyakinan yang sudah jadi anutan banyak orang Amerika.
Berhubung bakat dan kualitas pribadinya yang begitu menonjol, sering orang berlebih-lebihan menilainya, melampaui pengaruh yang sesungguhnya yang dia punyai dalam sejarah. Jika kita mau secara cermat menilai arti pentingnya, mungkin kita mesti berangkat dari ihwal Deklarasi Kemerdekaan, karena pada tingkat perencana dianggap itu sebuah hasil kerja Jefferson yang besar. Pertama yang perlu dicatat Deklarasi Kemerdekaan itu bukanlah bagian dari hukum pemerintahan Amerika Serikat karena arti pentingnya terletak pada kenyataan bahwa deklarasi itu merupakan cetusan dari cita-cita Amerika. Lebih dari itu, cita-cita yang terkandung didalamnya tidaklah asli buah pikiran Jefferson melainkan sebagian terbesar berasal dari tulisan-tulisan John Locke. Deklarasi Kemerdekaan bukanlah sebuah falsafah yang tulen asli, dan juga memang tidak dimaksud begitu melainkan sebuah pernyataan ringkas tentang keyakinan yang sudah jadi anutan banyak orang Amerika.
Juga bukanlah karena
kehebatan Jefferson dalam penyusunan
kalimat-kalimat deklarasi yang mendorong bangsa Amerika
memproklamirkan kemerdekaannya. Perang
Revolusioner pada hakikatnya pecah bulan April 1775 (lebih dari setahun sebelum
Deklarasi Kemerdekaan) yang bermula dari pertempuran Lexington
dan Concord. Di
bulan-bulan sesudah pertempuran itu, daerah jajahan Amerika menghadapi
keputusan kritis: haruskah mereka sebaiknya menuntut langsung kemerdekaan
ataukah harus berkompromi dengan pemerintah Inggris? Pada musim semi tahun
1776, gairah memilih las anve pertama tumbuh makin kuat di Kongres Kontinental.
Dan bukan pula Jefferson melainkan Richard Henry Lee dari Virginia yang pada tanggal 7 Juni secara
resmi mengusulkan agar Amerika yang dijajah menyatakan dirinya merdeka dari
Inggris. Kongres mengambil keputusan menunda pemungutan suara atas usul
resolusi Lee beberapa minggu dan membentuk sebuah panitia dibawah pimpinan Jefferson untuk menyusun sebuah pernyataan kepada umum las
an-alasan menyatakan kemerdekaan. (Anggota-anggota panitia lainnya dengan bijak
mempersilahkan Jefferson menyusun rancangan
deklarasi sendirian). Kongres menyidangkan lagi acara resolusi Lee tanggal 1
Juli dan di hari berikutnya ketika pemungutan suara usul itu diterima bulat.
Pada pemungutan suara tanggal 2 Juli itulah keputusan kritis menyangkut
pernyataan kemerdekaan dipecahkan. Baru sesudah resolusi itu diterimalah
rancangan susunan Jefferson untuk
diperdebatkan. Resolusi itu diterima Kongres (dengan beberapa perubahan) dua
hari kemudian tanggal 4 Juli 1776.
Apabila Deklarasi
Kemerdekaan dianggap tidak begitu penting seperti umumnya dikira orang, apakah
ada karya-karya lain yang las menempatkannya dalam kedudukan tinggi dalam
daftar urutan buku ini? Dalam catatan di batu nisannya, Jefferson
menyebut dua hasil karya yang dia harap las dikenang orang. Pertama, peranannya
dalam kaitan pendirian Universitas Virginia
meski sebetulnya tidaklah begitu menentukan, las an belum memadai syarat
pencantumannya dalam daftar urutan ini. Kedua, karyanya selaku penulis Statute
of Virginia for Religions Freedom yang mampu cukup berbobot dan punya makna.
Tentu saja, gagasan umum mengenai kebebasan beragama telah pernah dicetuskan
oleh pelbagai filosof kenamaan sebelum Jefferson,
termasuk John Locke dan Voltaire. Tetapi perundang-undangan lebih maju dari
gagasan yang dianjurkan Locke. Lebih jauh dari itu, Jefferson seorang politikus
yang aktif yang berhasil merealisir pikirannya ke dalam bentuk undang-undang,
dan usul Jefferson mempengaruhi las a-negara
bagian lain tatkala mereka membuat perundang-undangan mengenai hak-hak asasi.
Hal itu menggoda pertanyaan lebih lanjut: sampai sejauh
mana saham yang disumbangkan Jefferson dalam
hal pengesahan undang-undang tentang hak asasi federal? Jefferson
memang wakil dari mereka yang menggandrungi jaminan hak-hak asasi dan memang
dia salah seorang dari pemuka intelektual dari kelompok itu. Tetapi, Jefferson tidak berada di dalam las a antara tahun 1784
hingga akhir 1789, sehingga tentu saja tidak terlibat tatkala perdebatan
pembicaraan hak-hak asasi di masa sulit-sulitnya menjelang konvensi
konstritusi. James Madison-lah yang pegang peranan kunci dan berhasil melakukan
amandemen lewat Kongres. (Kongres mengesahkan amandemen itu tanggal 25
September 1789, sebelum Jefferson kembali ke
Amerika Serikat).
Dapatlah dikatakan, bukanlah langkah tindakan resini Jefferson, melainkan sikap-sikapnya yang paling dalam mempengaruhi Amerika Serikat. Tetapi, masih las diragukan sejauh mana gagasan-gagasan Jefferson diterima oleh rakyat Amerika. Orang banyak yang menyanjung nama Thomas Jefferson, mendukung kebijaksanaan politik, yang justru bertentangan dengan pendapat Jefferson sendiri. Misalnya, Jefferson yakin betul dengan apa yang sekarang kita sebut “pemerintahan kecil.” Suatu ungkapan karakteristik (berasal dari pidato pelantikannya): “… yaitu sebuah pemerintahan yang bijak dan ekonomis yang akan mencegah orang menyakiti lainnya, yang akan memberikan keleluasaan bebas mengatur hasrat industri dan perbaikan hidup …” Mungkin titik tolak Jefferson benar, tetapi pemilihan umum dalam masa empat puluh tahun terakhir menunjukkan bahwa kata-katanya tidak meyakinkan mayoritas rakyat Amerika. Misal kedua. Jefferson menentang mati-matian pandangan bahwa kekuasaan terakhir menafsirkan konstitusi terletak pada tangan Mahkamah Agung, yang las pula dengan demikian mengeluarkan las yang tidak konstitusional kendati sudah disepakati Kongres. Pendapat macam ini, dia las , bertentangan dengan prinsip pemeritahan demokratis. Kalimat-kalimat sebelumnya mungkin lebih memperjelas bahwa Jefferson sesungguhnya pengaruhnya kecil dan tak layak punya tempat di buku ini.
Dapatlah dikatakan, bukanlah langkah tindakan resini Jefferson, melainkan sikap-sikapnya yang paling dalam mempengaruhi Amerika Serikat. Tetapi, masih las diragukan sejauh mana gagasan-gagasan Jefferson diterima oleh rakyat Amerika. Orang banyak yang menyanjung nama Thomas Jefferson, mendukung kebijaksanaan politik, yang justru bertentangan dengan pendapat Jefferson sendiri. Misalnya, Jefferson yakin betul dengan apa yang sekarang kita sebut “pemerintahan kecil.” Suatu ungkapan karakteristik (berasal dari pidato pelantikannya): “… yaitu sebuah pemerintahan yang bijak dan ekonomis yang akan mencegah orang menyakiti lainnya, yang akan memberikan keleluasaan bebas mengatur hasrat industri dan perbaikan hidup …” Mungkin titik tolak Jefferson benar, tetapi pemilihan umum dalam masa empat puluh tahun terakhir menunjukkan bahwa kata-katanya tidak meyakinkan mayoritas rakyat Amerika. Misal kedua. Jefferson menentang mati-matian pandangan bahwa kekuasaan terakhir menafsirkan konstitusi terletak pada tangan Mahkamah Agung, yang las pula dengan demikian mengeluarkan las yang tidak konstitusional kendati sudah disepakati Kongres. Pendapat macam ini, dia las , bertentangan dengan prinsip pemeritahan demokratis. Kalimat-kalimat sebelumnya mungkin lebih memperjelas bahwa Jefferson sesungguhnya pengaruhnya kecil dan tak layak punya tempat di buku ini.
Tetapi jika orang terlampau terpukau oleh pohon-pohon,
dia akan kehilangan gambaran tentang hutan secara keseluruhan. Kalau orang mau
mundur agak selangkah dan mencoba menilai karier Jefferson dalam skala yang
lebih besar, orang akan segera dapat melihat mengapa Jefferson
dilukiskan sebagai “juru bicara kebebasan manusia yang menonjol.”
Mestikah
Thomas Jefferson ditempatkan lebih tinggi atau lebih rendah ketimbang George
Washington? Kemerdekaan Amerika dan lembaga-lembaga demokratisnya didirikan
oleh usaha bersama orang-orang yang penuh ide dan orang-orang yang kerja keras.
Jika keduanya sama pentingnya, saya percaya secara umum ide merupakan las a
sumbangan yang lebih penting. Di segi eksekutif, George Washington nyata-nyata
memainkan peranan las an. Penghargaan kepada mereka yang mencetuskan ide harus —mau
tidak mau—dibagi diantara sejunilah besar orang, termasuk orang-orang Amerika
seperti Jefferson dan James Madison dan
orang-orang Eropa seperti John Locke, Voltaire dan banyak lagi lainnya. Atas
dasar las an itu, Thomas Jefferson di samping bakatnya yang besar dan bobotnya,
ditempatkan dalam urutan di bawah George Washington di buku ini.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Landasan
Teoritis
·
Analisis
kepemimpinan berdasarkan multi indikator.
Tipe kepemimpinan seseorang dapat ditentukan
berdasarkan indikator sebagai berikut:
- Persepsi seorang pemimpin mengenai peranannya sebagai pemimpin.
Persepsi
adalah pandangan seseorang tentang sesuatu objek yang didapatnya dari
lingkungan dia berada. Cara pandang ini akan mewarnai cara seseorang melihat
kperanannya sebagai pemimpin, baik yang berkaitan dengan hubungan dengan
bawahannya, bagaimana proses pengambilan kepurusan yang dilakukannya,
sejauhmana keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan.
- Nilai-nilai yang dianut.
Nilai-nilai
adalah suatu keyakinan yang dijunjung tinggi dalam berprilaku. Nilai-nilai
berhubungan dengan lpandangan seseorang tentang baik dan buruk, benar dan
salah. Nilai-nilai akan terus melekat pada orang tersebut.
- Sikap
Sikap
adalh kecenderungan seseorang untuk berbuat. Sikap ini ada yang bersifat
positif tetapi ada yang bersifat negatif.
- Perilaku
Perilaku
adalah suatu tindakan seseorang ditampilkan seseorang sebagai respons terhadap
stimulus yang diterimanya. Dalam hal ini bagaimana seseorang berinteraksi
dengan orang lain dalam kehidupan organisasional. Hal ini sebagai dasar untuk
dapat memahami karekteristik yang dimiliki oleh seorang sebgai wahan untuk
menjalankan kepemimpinannya.
- Gaya kepemimpinan
Adalah
lperilaku yang sering ditampilkan oleh seorang kpemimpin. Jadi dalam hal ini
adalah mendalami cara-cara yang disenangi dan digunakan koleh seorang sebagai
wahana untuk menjalankan kepemimpinannya.
Analisis
kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri
Pakar kepemimpinan yang mendalami berbagai
aspek, masalah dan pendekatan tenatang kepemimpinan yang efektif sepakat bahwa
salah saru pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan menganalisis
kepemimpinan berdasarkan sifat yang menjadi idaman setiap orang yang meduduki
jabatan pimpinan. Adapun sifat-sifat ideal tersebut antara lain dapat dilihat
sebagai berikut:
- Pengetahuan umum yang luas,
- Kemampuan bertumbuh kembang,
- Sifat yang inkusitif,
- Kemampuan analitik,
- Daya ingat yang kuat,
- Kapasitaf integratif,
- Keterampilan berkomunikasi secara efektif,
- Keterampilan mendidik,
- Rasionalitas,
- Pragmatisme,
- Kemampuan menentukan peringkat prioritas,
- Kemampuan membedakan yang urgen dan yang penting,
- Naluri tepat waktu,
- Rasa kohesi yang tinggi,
- Rasa relevasi yang tinggi,
- Menjadi pendengan yang baik,
- Fleksibilitas,
- Ketegasan,
- Keberanian,
- Orientasi masa depan,
- Sikap yang antisipatif dan proaktif.
Analisis
Kepemimpinan Perilaku
Kalau pada awalnya analisis kepemimpinan
sifat, studi selanjutnya para ahli mulai bergeser kepada pendekatan perilaku.
Hal ini dapat disangkal karena pendekatan ini adalah Fleishmen, Holpin dan
Qiner, Hemphill dan Coons. Ada
dua macam dimensi utama perilaku yang dikenal yaitu:
- Dimensi Konsidersi (K)
·
Ramah tamah,
·
Mendukung dan membela bawahan,
·
Mau berkonsultasi,
·
Mau mendengarkan bawahan,
·
Mau menerima usul bawahan,
·
Memikirkan kesejahteraan bawahan,
·
Memperlakukan bawahan setingkat dirinya.
- Dimensi Inisiasi (S)
·
Memberikan kritik pelaksanaan pekerjaan yang
jelek,
·
Selalu memberi tahu apa-apa yang dikerjakan
bawahan,
·
Memberi standar tertentu atas pekerjaan,
·
Selalu mengawasi apakah bawahan bekerja
sepenuh kemampuan.
Analisis
kepemimpinan kontingensi
Pada Kepemimpinan Kontingensi ada empat macam
model kepemimpinan yaitu: Model Fiedler (1974), Model House’s Path Goal (1974),
Model Vroom Yetton (1973), dan Model Situasi (1977).
Ada dua
hel yang diperhatikan koleh teori Kontingensi yaitu:
1. Sistem
motivasi
a. Perilaku
pemimpin yang task motivated dan
b. Pemimpin
yang relationship motivated.
2. Variabel-Variabel
Situasional
·
Model Fiedler
Ada
tiga macam elemen penting yang akan menentukan gaya / perilaku kepemipinan efektif
o
Hubungan antara pemimpin dengan bawahan
o
Struktur tugas
o
Kewibawaan kedudukan pemimpin
·
Model House’s Path-Goal
o
Variabel Karakteristik anak buah
o
Variabel Struktur tugas
·
Model Vroom Yetton
Pada
model ini menyoroti lima
perilaku kepemimpinan mulai dari tingkat otokrasi yang tinggi sampai dengan
tingkat kpartisipatif yang tinggi.
·
Model Kepemimpinan Situasi
Pendekatan
kepemimpinan berdasarkan situasi lahir, karena teori sifat tidak bisa
memberikan banyak jawaban dalam kepemimpinan sehingga korang beralih pada
penelaah situasi, sebab mereka percaya bahwa pemimpin merupakan produk situasi.
Dari hasil berbagai penelaahan timbul suatu pemikiran, yang mendasar bahwa kepemimpinan dipengaruhi
oleh faktor-faktor situasional, dimana pemimpin itu melaksanakan tugasnya.
Faktor-faktor situasional tersebut, misalnya: jenis pekerjaan, lingkungan
organisasi, karakteristik individu yang terlihat dalam organisasi tersebut.
Pendekatan ini memberikan arti yang cukup banyak bagi para manajer dalam
praktek yaitu dengan memasukkan pertimbangan situasi secara keseluruhan dalam
rancangan kegiatan.
B. Analisis
Kasus
Analisis Kepemimpinan Thomas
Jefferson berdasarkan multi indicator. Berbicara tipe kepemimpinan seseorang
sebenarnya pada setiap orang terdapat tipe yang paling mendasar yang merupakan
warna dasar dari kepribadian seseorang. Artinya banhwa pada setiap orang
terdapat tipe yang paling dkominan, tetapi dalam kenyataan bagi seorang
pemimpin yang mampu membaca situasi yang dihadapinya maka tipe yang mendasar
tidak akan ditonjolkan, dia akan menyesuaikan tipe kepemimpinannya sesuai dengan
situasi yang dihadapi.
Berdasarkan teori tersebut analisa kami
terhadap kepemimpinan Thomas Jefferson berdasarkan multi indikator adalah
sebagai berikut,
1.
Analisis
Kepemimpinan Thomas Jefferson berdasarkan multi indikator
Berbicara tipe kepemimpinan
seseorang sebenarnya pada setiap orang terdapat tipe yang paling mendasar yang
merupakan warna dasar dari kepribadian seseorang. Artinya banhwa pada setiap
orang terdapat tipe yang paling dkominan, tetapi dalam kenyataan bagi seorang
pemimpin yang mampu membaca situasi yang dihadapinya maka tipe yang mendasar
tidak akan ditonjolkan, dia akan menyesuaikan tipe kepemimpinannya sesuai
dengan situasi yang dihadapi.
Berdasarkan teori tersebut analisa kami
terhadap kepemimpinan Thomas Jefferson berdasarkan multi indikator adalah
sebagai berikut,
Tipe dan Gaya kepemimpinan Thomas Jefferson
A.
Tipe
Laissez Fire
Dilihat dari
kepemimpinan Thomas Jefferson bisa disimpulkan bahwa ia termasuk pemimpin
dengan tipe Laissez Faire. Berikut analisanya,
1. Gaya
o
Pengambilan keputusan diserahkan ke pimpinan
lebih rendah bahkan kepada petugas operasional.
Analisa
ini didasarkan pada fakta bahwaThomas Jefferson
merupakan satu-satunya presiden Amerika
2 periode jabatan yang tidak pernah melarang (veto) RUU.
Walaupun
pendahulunya John Adams adalah yang pertama yang tidak pernah melaksanakan hak
veto, namun Jefferson adalah presiden pertama
dalam 2 masa jabatan yang tidak pernah menggunakan hak veto ini. Hal ini
diterima kalau ia tidak pernah memveto sebuah RUU karena Jefferson
percaya bahwa kepala eksekutif harus memainkan peran yang terbatas, hanya
sebatas peran sebagai perawat/pengurus di dalam pemerintahan.
o
Interfensi pimpinan sangat minim.
Analisa
ini didasarkan pada fakta yang menyatakan bahwa Thomas Jefferson adalah
seorang pembicara yang kurang baik.
Walaupun
dia memiliki bakat dalam menulis dan berbicara, Jefferson
tidak pernah pandai dalam menjadi pembicara di depan umum. Ketika dia harus
berbicara di depan umum, dia sering berguman dan berbicara dengan suara yang
sulit didengar yang membuat orang-orang sulit untuk mendengar apa yang dia
bicarakan. Itu tidak berarti bahwa pidaronya tidak ditulis dengan baik atau
tidak ada artinya. Dia hanya tidak bisa membawakannya di depan keramaian. Ketakutannya dalam berbicara di depan umum membuatnya
menjadi seorang presiden yang menghindari sorotan publik. Untuk alasan ini, dia
memulai tradisi mengirimkan pesan negara kepada Kongres dalam bentuk tulisan,
sehingga dia tidak perlu menghadiri kongres tersebut. Hal ini membuktikan bahwa
Thomas Jefferson memiliki interfensi yang sangat minim terhadap kepemimpinannya
di Amerika dan tidak pernah menghadiri setiap kongres di Amerika.
B.
Tipe Demokratik
1. Persepsi
o
Thomas Jefferson sangat menghargai rakyatnya
mengenai
kebebasan beragama.
Analisa
ini di dasarkan berdasarkan salah satu usulan Jefferson
yakni Statute of Virginia for Religion Freedom. Seorang Thomas Jefferson,
meskipun dia adalah orang yang sangat relijius, dia percaya bahwa kepercayaan
adalah masalah pribadi setiap manusia. Dia percaya bahwa pemerintah tidak
mempunyai wewenang untuk mencampuri urusan agama seseorang. Dia memainkan peran
utama dalam penyusunan Undang-Undang Virginia dalam kebebasan beragama pada
tahun 1786. Perundang-undangan itu menyangkut kemerdekaan agama sungguh mengesankan
bahkan mengagumkan karena di dalamnya terkandung toleransi agama dan sekaligus
ketegasan adanya pemisahan antara agama dan negara (Sebelumnya gereja anglikan
merupakan agama resmi di Virginia).
Percaya
dengan Anda agama itu adalah masalah yang terletak hanya antara manusia dan
Tuhannya, bahwa Dia memiliki hutang tidak pada pertanggungjawaban kepada iman
atau ibadah kepada-Nya, dan bahwa kekuasaan sah pemerintah hanya pada tindakan
saja, bukan pendapat, Jefferson
merenungkan ini dengan daulat dan hormat kepada seluruh rakyat Amerika yang
mendeklarasikan bahwa badan legislatifnya tidak harus membuat hukum tentang
penetapan agama, atau pelarangan praktek bebas dari agama tersebut.
o
Thomas Jefferson memiliki pemikiran bahwa
organisasi sebagai totalitas. Analisa ini didasarkan dari salah satu usulan
Jefferson yang tertera pada Perundang-Undangan
Virginia yang menegaskan adanya
pemisahan antara agama dan pemerintahan. Jefferson
berfikir bahwa pemerintahan merupakan suatu organisasi yang mutlak dimiliki
oleh setiap negara, sedangkan agama
merupakan suatu keyakinan dan kepercayaan setiap manusia sebagai makhluk Tuhan
dan bebas untuk memeluk agama dan kepercayaan yang diyakininya.
2. Gaya
o
Thomas Jefferson memiliki kesungguhan dalam
memperlakukan bawahan sebagai manusia.
Analisa ini berdasarkan fakta bahwa
secara terang-terangan menentang perbudakan. Meskipun fakta menyebutkan bahwa Jefferson memiliki budak selama hidupnya, namun dia
menentang perbudakan. Ketika dia mewakili Virginia dalam Continental Congres pada
tahun 1783, dia mengusulkan sebuah rancangan undang-undang yang akan melarang
segala bentuk perbudakan pada semua wilayah baru diakuisis pemerintah federal. Jefferson sangat maju dalam hal pemikiran social. Pada
masanya sampai-sampai banyak gagasan yang kini diterima disemua tempat di
Amerika Serikat yang terlalu ekstrim untuk diterapkan pada masanya. Misalnya, Jefferson tetap memperjuangkan kebebasan budak seabad
sebelum Abraham Lincoln dan perang saudara (Civil War) menuntaskannya.
3. Nilai
·
Jefferson
memiliki political value yang manusiawi.
Jefferson
memulai karier politiknya sebagai anggota
Virginia House of Burgesses (Dewan Legislatif Virginia) pada 1769. Disanalah ia dikenal sebagai seorang liberalis yang kuat dengan ide-ide demokratis. Jefferson percaya bahwa kekuatan politik harus ada di tangan rakyat, dan ia mendukung kebebasan beragama dan media. Salah satu undang-undang yang ia perkenalkan adalah Statute of Virginia for Religious Freedom. Jefferson dan teman-temannya melalui perjuangan panjang dan pahit untuk meloloskan undang-undangnya tersebut. Akhirnya pada 16 Januari 1786, setelah Jefferson meninggalkan House of Burgesser, piagam pertama untuk undang-undang kebebasan beragama disetujui. Piagam itu kemudian menjadi teladan saat Bill of Rights ditambahkan dalam Undang-Undang. Hal ini membuktikan bahwa Thomas Jefferson menjunjung tinggi kemanusiaan dalam hal kebebasan beragama.
Virginia House of Burgesses (Dewan Legislatif Virginia) pada 1769. Disanalah ia dikenal sebagai seorang liberalis yang kuat dengan ide-ide demokratis. Jefferson percaya bahwa kekuatan politik harus ada di tangan rakyat, dan ia mendukung kebebasan beragama dan media. Salah satu undang-undang yang ia perkenalkan adalah Statute of Virginia for Religious Freedom. Jefferson dan teman-temannya melalui perjuangan panjang dan pahit untuk meloloskan undang-undangnya tersebut. Akhirnya pada 16 Januari 1786, setelah Jefferson meninggalkan House of Burgesser, piagam pertama untuk undang-undang kebebasan beragama disetujui. Piagam itu kemudian menjadi teladan saat Bill of Rights ditambahkan dalam Undang-Undang. Hal ini membuktikan bahwa Thomas Jefferson menjunjung tinggi kemanusiaan dalam hal kebebasan beragama.
Selain itu ia juga
menulis deklarasi dengan kata-kata, “Saat hidup bermasyrakat, adalah penting
untuk suatu masyarakat melarutkan ikatan politik yang telah mengikat mereka
saru sama lain ….” Dan melanjutkannya
dengan pernyataan yang menggeparkan:
Kami memegang kebenaran itu sebagai suatu kenyataan, bahwa semua manusia
diciptakan sama, dibekali oleh Pencipta dengan hak-hak yang melekat padanya dan
tak dapat diambil, diantaranya adalah kehidupan, kebebasan, dan kesejahteraan,
sehingga untuk melindungi hak-hak itu, pemerintah ada untuk mausia, memperoleh
kekuasaan yang adil atas izin rakyat..
Kongres kemudian mengganti kata “melekat” dengan kata “tertentu”.
4. Sikap
o
Thomas Jefferson selalu melakukan pendekatan
yang bersifat
edukatif.
Analisa
ini berdasarkan salah satu usulan Jefferson
yakni Bill for More General Diffusion of Knowledge. Usulan Jefferson perihal
pendidikan antara lain :
a. pemberian
pendidikan dasar kepada semua orang,
b. pendirian
sebuah universitas pemerintah buat mereka yang berbakat, layak mendapat
pendidikan tinggi,
c.
adanya system beasiswa.
Analisa ini juga didasarkan pada
pemikiran Jefferson yaitu,
“Tidak ada tempat penyimpanan yang aman
bagi kekuatan pokok masyarakat, selain dalam tubuh masyarakat itu sendiri, dan
jika kita pikir mereka tidak cukup bijaksana untuk melatih kekuatan mereka
dengan hikamat yang berfaedan, maka jalan keluarnya bukanlah mengambil kekuatan
itu dari mereka, namun dengan
menginformasikan hikmat mereka melalui pendidikan”
Jefferson
melakukan rencana yang ekstrim yakni
pendidikan gratis. Program itu adalah dasar dari sistem sekolah negeri
yang kini ada di Amerika Serikat.
o
Thomas Jefferson memiliki pemikiran bahwa
organisasi sebagai totalitas.
Analisa ini didasarkan dari salah satu
usulan Jefferson yang tertera pada Perundang-Undangan
Virginia yang menegaskan adanya
pemisahan antara agama dan pemerintahan. Jefferson
berfikir bahwa pemerintahan merupakan suatu organisasi yang mutlak dimiliki
oleh setiap negara, sedangkan agama
merupakan suatu keyakinan dan kepercayaan setiap manusia sebagai makhluk Tuhan
dan bebas untuk memeluk agama dan kepercayaan yang diyakininya.
5. Gaya
o
Thomas Jefferson memiliki kesungguhan dalam memperlakukan
bawahan sebagai manusia.
Analisa ini
berdasarkan fakta bahwa secara terang-terangan menentang perbudakan. Meskipun
fakta menyebutkan bahwa Jefferson memiliki
budak selama hidupnya, namun dia menentang perbudakan. Ketika dia mewakili Virginia dalam
Continental Congres pada tahun 1783, dia mengusulkan sebuah rancangan
undang-undang yang akan melarang segala bentuk perbudakan pada semua wilayah
baru diakuisis pemerintah federal.
Jefferson
sangat maju dalam hal pemikiran social. Pada masanya sampai-sampai banyak
gagasan yang kini diterima disemua tempat di Amerika Serikat yang terlalu
ekstrim untuk diterapkan pada masanya. Misalnya, Jefferson
tetap memperjuangkan kebebasan budak seabad sebelum Abraham Lincoln dan perang
saudara (Civil War) menuntaskannya.
6. Nilai
o
Jefferson
memiliki political value yang manusiawi.
Jefferson
memulai karier politiknya sebagai anggota
Virginia House of Burgesses (Dewan Legislatif Virginia) pada 1769. Disanalah ia dikenal sebagai seorang liberalis yang kuat dengan ide-ide demokratis. Jefferson percaya bahwa kekuatan politik harus ada di tangan rakyat, dan ia mendukung kebebasan beragama dan media. Salah satu undang-undang yang ia perkenalkan adalah Statute of Virginia for Religious Freedom. Jefferson dan teman-temannya melalui perjuangan panjang dan pahit untuk meloloskan undang-undangnya tersebut. Akhirnya pada 16 Januari 1786, setelah Jefferson meninggalkan House of Burgesser, piagam pertama untuk undang-undang kebebasan beragama disetujui. Piagam itu kemudian menjadi teladan saat Bill of Rights ditambahkan dalam Undang-Undang. Hal ini membuktikan bahwa
Virginia House of Burgesses (Dewan Legislatif Virginia) pada 1769. Disanalah ia dikenal sebagai seorang liberalis yang kuat dengan ide-ide demokratis. Jefferson percaya bahwa kekuatan politik harus ada di tangan rakyat, dan ia mendukung kebebasan beragama dan media. Salah satu undang-undang yang ia perkenalkan adalah Statute of Virginia for Religious Freedom. Jefferson dan teman-temannya melalui perjuangan panjang dan pahit untuk meloloskan undang-undangnya tersebut. Akhirnya pada 16 Januari 1786, setelah Jefferson meninggalkan House of Burgesser, piagam pertama untuk undang-undang kebebasan beragama disetujui. Piagam itu kemudian menjadi teladan saat Bill of Rights ditambahkan dalam Undang-Undang. Hal ini membuktikan bahwa
o
Thomas Jefferson menjunjung tinggi
kemanusiaan dalam hal kebebasan beragama.
Selain itu ia juga menulis deklarasi
dengan kata-kata, “Saat hidup bermasyrakat, adalah penting untuk suatu
masyarakat melarutkan ikatan politik yang telah mengikat mereka saru sama lain
….” Dan melanjutkannya dengan pernyataan
yang menggeparkan: Kami memegang
kebenaran itu sebagai suatu kenyataan, bahwa semua manusia diciptakan sama,
dibekali oleh Pencipta dengan hak-hak yang melekat padanya dan tak dapat
diambil, diantaranya adalah kehidupan, kebebasan, dan kesejahteraan, sehingga
untuk melindungi hak-hak itu, pemerintah ada untuk mausia, memperoleh kekuasaan
yang adil atas izin rakyat.. Kongres
kemudian mengganti kata “melekat” dengan kata “tertentu”.
C. Tipe kharismatis
·
Thomas Jefferson memiliki kesederhanaan
sebagai mantan presiden Amerika Serikat.
Buktinya yaitu di atas batu nisannya tidak
disebutkan bahwa dirinya adalah seorang mantan presiden Amerika. Jefferson
dikuburkan di Monticello,
pada bukit dekat rumahnya. Tulisan di batu nisannya terbaca sebagai berikut :
“Here was buried Thomas Jefferson, Author of the Dec laration of American
independence, of the statute of Virginia for
religious freedom, and father of the university
of Virginia.” (disini
dimakamkan Thomas Jefferson penulis deklarasi kemerdekaan Amerika, pemrakarsa
undang-undang Virginia dalam kebebasan
beragama dan bapak dari Universitas Virginia).
Dilaporkan bahwa tidak ada kalimat di dalam batu nisan tersebut kalau dia
adalah presiden Amerika.
·
Thomas Jefferson memiliki aura seorang
pemimpin yang positif.
Analisa ini berawal
dari sifatnya yang pemalu dan menutup diri dengan orang asing, pikirannya yang tajam,
sopan santunnya, kejeniusannya, dan keramahannya membuat mudah disukai. John
Adams mengatakan,”Jefferson sangat akurat,
jujur,eksplisit,dan meyakinkan dalam percakapan sehingga saya langsung
menyukainya. Dari penilaian John Adams terhadap Jefferson,
ia merupakan salah seorang pemimpin yang memiliki aura positif.
·
Thomas Jefferson memiliki talenta atau bakat
dalam bidang musik.
Jefferson
adalah pemain biola yang sangat berbakat. Selama masa kecilnya, ia berlatih
bermain biola selama berjam-jam setiap sore. Dia juga suka menyanyi dan
bersenandung untuk dirinya. Hari-harinya yang sebagai pemain biola yang
berakhir pada tahun 1786,ketika ia mengalami patah pergelangan tangannya ketika
berusaha mengesankan wanita pergelangan tangannya tidak pernah sepenuhnya pulih
semenjak itulah ia berhenti bermain biola.
2. Analisis kepemimpinan Thomas Jefferson
berdasarkan ciri-ciri.
o
Thomas Jefferson memliki keterampilan
mendidik kepada rakyatnya.Usul-usul Jefferson
perihal pendidikan antara lain: pemberian pendidikan dasar kepada semua orang;
pendirian sebuah universitas pemerintah buat mereka yang berbakat layak
mendapat pendidikan tinggi; adanya sistem beasiswa. Rencana pendidikan
Jefferson ini tidak diterima oleh negara bagian Virginia saat itu, kendati rencana serupa belakangan
dilaksanakan oleh lain-lain negara tanpa kecuali. Analisa ini berdasarkan
pendapatnya yang menyatakan bahwa "Tidak ada tempat penyimpanan yang aman
bagi kekuatan pokok masyarakat," tulis Jefferson,
"selain dalam tubuh masyarakat itu sendiri; dan jika kita pikir mereka
tidak cukup bijaksana untukmelatih kekuatan mereka dengan hikmat yang
berfaedah, maka jalan keluarnya bukanlah mengambil kekuatan itu dari mereka,
namun dengan menginformasikan hikmat mereka melalui pendidikan."
o
Thomas
Jefferson memiliki kapasitas integratif yang tinggi dan memiliki ketegasan
sebagai seorang pemimpin. Perundang-undangan menyangkut kemerdekaan beragama
sungguh mengesankan bahkan mengagumkan karena didalamnya terkandung toleransi agama dan sekaligus ketegasan adanya pemisahan antara agama
dan negara. (Sebelumnya, Gereja Anglikan merupakan agama resmi di Virginia).
Memang ada penentangan terhadap usul Jefferson ini tetapi ujung-ujungnya
disetujui juga oleh dewan perwakilan Virginia
(1786). Gagasan serupa juga segera disetujui dalam UU tentang hak-hak asasi
oleh lain-lain negara bagian, dan akhirnya disetujui pula dalam UUD Amerika
Serikat sendiri.
Sikap
ketegasannya sebagai seorang pemimpin juga tercermin saat Jefferson jadi
Gubernur Virginia
dari tahun 1779 sampai 1781. Lantas dia "pensiun" dari kehidupan
politik. Selama masa ngaso ini dia menulis satu-satunya bukunya Notes on the
State of Virginia, ihwal negara bagian Virginia. Buku ini
antara lain memuat sikap Jefferson yang tegas dan terang-benderang tentang anti
perbudakannya.
o
Thomas
Jefferson memiliki kemampuan dalam menentukan peringkat prioritas
Selaku Presiden, Jefferson
moderat berbuat baik-baik saja terhadap bekas lawan-lawan politiknya, dan
dengan demikian menanamkan tradisi politik yang membudaya buat Amerika Serikat
di masa-masa berikutnya. Puncak dari puncak peninggalan abadi yang diberikannya
selama dalam masa jabatan presiden adalah langkah
pembelian Louisiana
yang berakibat membuat wilayah Amerika Serikat hampir dobel luasnya.
Pembelian Louisiana
mungkin merupakan perpindahan pemilikan daerah terbesar secara damai sepanjang
sejarah. Ini pada gilirannya membuat Amerika Serikat sebuah negara besar dan
kuat di dunia, walhasil punya arti penting berjangka jauh.
o
Thomas
Jefferson memiliki keterampilan berkomunikasi secara efektif.
Analisa ini berdasarkan fakta bahwa
Jefferson menguasai lima
atau enam bahasa asing. Ini merupakan salah satu kelebihannya sebagai seorang
pemimpin sehingga memudahkannya untuk berkomunikasi dengan baik.
o
Thomas
Jefferson memiliki keberanian dalam menyampai suatu pendapat yang ia junjung
tinggi dalam memimpin Amerika Serikat.
Jefferson yakin betul dengan apa yang
sekarang kita sebut "pemerintahan kecil." Suatu ungkapan
karakteristik (berasal dari pidato pelantikannya): "... yaitu sebuah
pemerintahan yang bijak dan ekonomis yang akan mencegah orang menyakiti
lainnya, yang akan memberikan keleluasaan bebas mengatur hasrat industri dan
perbaikan hidup ..." Mungkin titik tolak Jefferson
benar, tetapi pemilihan umum dalam masa empat puluh tahun terakhir menunjukkan
bahwa kata-katanya tidak meyakinkan mayoritas rakyat Amerika. Misal kedua. Jefferson menentang mati-matian pandangan bahwa kekuasaan
terakhir menafsirkan konstitusi terletak pada tangan Mahkamah Agung, yang bisa
pula dengan demikian mengeluarkan hukum yang tidak konstitusional kendati sudah
disepakati Kongres. Pendapat macam ini, dia pikir, bertentangan dengan prinsip
pemeritahan demokratis.
o
Thomas
Jefferson merupakan pemimpin yang akurat, jujur dan eksplisit. Jefferson
lulus dari William and Mary College di Virginia pada 1762, mengambil hukum
sebagai profesinya. Meski ia pemalu dan menutup diri dengan orang asing,
pikirannya yang tajam, sopan santunnya, kejeniusannya, dan keramahannya
membuatnya mudah disukai. Analisa ini
berdasarkan pendapat John Adams terhadap Jefferson yang mengatakan, "Jefferson sangat
akurat, jujur, eksplisit, dan meyakinkan dalam percakapan sehingga saya
langsung menyukainya."
o
Thomas
Jefferson memiliki orientasi masa depan yang baik khususnya menciptakan demokrasi
yang seutuhnya.
Jefferson memulai karier politiknya sebagai
anggota Virginia House of Burgesses (Dewan Legislatif Virginia) pada 1769. Di
sanalah ia dikenal sebagai seorang liberalis yang kuat dengan ide-ide
demokratis. Ia percaya bahwa kekuatan politik harus ada di tangan rakyat, dan
ia mendukung kebebasan beragama dan media. Salah satu undang-undang yang ia
perkenalkan adalah Statute of Virginia for Religious Freedom. Jefferson
dan teman-temannya melalui perjuangan panjang dan pahit untuk meloloskan
undang-undangnya tersebut. Akhirnya pada 16 Januari 1786, setelah Jefferson meninggalkan House of Burgesses, piagam pertama
untuk undang-undang kebebasan beragama disetujui. Piagam itu kemudian menjadi
teladan saat Bill of Rights ditambahkan dalam Undang-Undang.
o
Thomas
Jefferson memiliki rasa kohesi yang tinggi.
Setelah melalui perdebatan dan
beberapa perubahan atas saran John Adams,
Benjamin Franklin, dan Kongres Declaration of Independence disetujui
pada 4 Juli 1776 tanggal yang kini diperingati setiap tahun sebagai HUT Amerika
Serikat. Abraham Lincoln memahami makna dari deklarasi tersebut. Jefferson, tulisnya pada 1859, memiliki ketenangan,
pemikiran ke depan, dan kemampuan untuk menuangkan dan mematenkan kebenaran
abstrakk yang dapat diterapkan di segala tempat dan zaman dalam sebuah dokkumen
yang revolusioner, sehingga kini dan di kemudian hari, dokumen itu bisa menjadi
makian dasn batu penghalang bagi pertanda munculnya kembali TIRANI.
o
Thomas
Jefferson memiliki sifat yang inkuisitif.
Kekuasaan tidak memberikan kepuasan
kepadanya, dan Jefferson sering kali merindukan kampung halamannya, bukit Virginia. Pada 1809, di
akhir masa jabatan presiden yang kedua, Ia merasa bahwa akhirnya ia dapat
beristirahat dan menikmati kehidupan pribadi, meninggalkan teman dengan
tetangganya, James Madison yang menggantikannya sebagai presiden. Mantan
presiden yang telah berusia lanjut itu kembali dengan penuh sukacita kepada
keluarganya, buku-bukunya, dan rumahnya di Monticello di mana ia menghabiskan tujuh
belas tahun hidupnya. Karya publik Jefferson yang terakhir adalah pendirian
Universitas Virginia
yang dapat dilihat dari rumahnya yang ada di puncak bukit. Ia merancang
bangunannya, kurikulumnya, mengamati perkembangannya dengan penuh semangat, dan
pada usianya yang ke-82, ia menjadi rektor pertama universitas
tersebut.Perhatian yang besar pada dunia pendidikan tumbuh dari keyakinannya
akan pemerintahan demokratis. Ia yakin bahwa rakyat yang mendapat hikmat dari
pendidikan, di bawah institusi demokratis, dapat memerintah dirinya sendiri
dengan lebih baik daripada sistem pemerintahan yang lain. Ini membuktikan bahwa
Jefferson mencerminkan dua hal, yaitu: pertama, Jefferson
tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang telah dimilikinya, kedua,
kemauan dan keinginan untuk mencari hal-hal baru.
3. Analisis kepemimpinan Thomas
Jefferson berdasarkan perilaku.
Berdasarkan perilaku Thomas
Jefferson selama memimpin,
Jefferson
termasuk ke dalam Dimensi Konsiderasi (K)
Dimensi
ini lebih dikenal dengan falsafah kepemimpinan “people
center”
karena di dalam dimensi ini kepentingan bawahan lebih cenderung diperhatikan
oleh seorang di dalam penetapan
perilakunya.
Beberapa perilaku kepemimpinan Thomas Jefferson di dalam dimensi ini antara
lain,
1.
Thomas Jefferson sangat menjunjung tinggi
toleransi khususnya dalam kebebasan memilih keyakinan beragama yang tertuang
dalam Undang-Undang Virginia seperti analisis kepemimpinan
berdasarkan multi indicator yang telah dijelaskan di atas.
2.
Thomas Jefferson selalu mendukung dan membela
rakyat Amerika Serikat dari perbudakan
dengan mengusulkan rancangan undang-undang yang akan melarang segala
bentuk perbudakan pada semua wilayah baru diakuisis pemerintah federal.
3.
Thomas Jefferson merupakan sosok pemimpin
yang mau mendengarkan bawahan.
4. Analisis kepemimpinan Thomas
Jefferson berdasarkan kontingensi.
o
Jefferson
selalu mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapinya dengan bawahan dan
selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan dengan bawahan, dan
selanjutnya mendelegasikan pengambilan kepputusan seluruhnya kepada bawahannya
o
Lalu ia memberikan bawahannya hak untuk
menentukan langkah-langkah bagaimana keputusan dilaksanakan.
o
Bawahan diberikan wewenang untuk
menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan keputusan sendiri, sebab Jefferson menganggap bawahannya telah memiliki kecakapan
dan dipercaya memikul tanggung jawab untuk mengerahkan dan mengelola dirinya
sendiri. Kalaupun bawahannya itu tidak memiliki kecakapan, Jefferson
menyarankan bahwa pendidikanlah yang diperlukan untuk menjadikan bawahannya itu
menjadi cakap dan bisa menyelesaikan masalahanya.
DAFTAR PUSTAKA
5. Suhindriyo.1999.biografi
singkat presiden-presiden Amerika Serikat. Yogyakarta:Yayasan
Pustaka Nusatama, hal 10
by : Suthanty Nurfitriyani
No comments:
Post a Comment