DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ i
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................ 1
B. Identifikasi
masalah................................................................. ........... 3
C. Perumusan
Masalah........................................................................... 4
BAB
II PROFIL UNIVERSITAS
INDONESIA
A. Deskripsi ................................................................................. 6
B. Status
Hukum UI .................................................................... 9
BAB
III PROGRAM PUBLIC RELATIONS UI
A. Permasalahan ........... 11
B. Program
PR UI...................................................................... 11
PENUTUP
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Aksi Terorisme di
Indonesia sepanjang tahun 2000-2009 di Indonesia tercatat telah terjadi 22
pengeboman, baik dalam skala kecil maupun skala besar dan yang baru-baru ini
para teroris melakukan peledakan Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton di
Mega Kuningan pada jum’at pagi, tanggal 17 Juli 2009 dengan Jumlah korban tewas
9 orang dan luka-luka 55 orang.
Aksi terorisme di Indonesia sebenarnya dimulai
dengan ledakan bom yang terjadi di kompleks Perguruan Cikini dalam upaya
pembunuhan Presiden Pertama RI, Ir Soekarno, pada tahun 1962 dan berlanjut pada
tahun-tahun berikutnya sampai pada bulan Agustus 2001 yaitu Peledakan Plaza
Atrium, Senen, Jakarta
Peristiwa 11
September mengawali babak baru isu terorisme menjadi isu global yang
mempengaruhi kebijakan politik seluruh Negara-negara di dunia, sehingga menjadi
titik tolak persepsi untuk memerangi Terorisme sebagai musuh internasional.
Pembunuhan massal tersebut telah mempersatukan dunia melawan Terorisme
Internasional.
Pasca tragedi 11 september 2001 Indonesia
sendiri belum menganggap aksi pemboman yang terjadi di dalam negri sebagai aksi
terorisme tapi aksi separatis/para pengacau keamanan seperti Gerakan Aceh
Merdeka (GAM) dan sebagainya, Pemerintah Indonesia baru menganggap adanya aksi
Terorisme di Indonesia, setelah terjadinya Tragedi Bom Bali I, tanggal 12
Oktober 2002 yang merupakan tindakan teror, menimbulkan korban sipil terbesar
di dunia, yaitu menewaskan 184 orang dan melukai lebih dari 300 orang.
Hal ini terbukti
pasca tragedy Bom Bali I, Pemerintah megeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) nomor 1 tahun 2002, yang pada 2 tanggal 4 April 2003
disahkan menjadi Undang-Undang dengan nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme. Undang-undang ini dikeluarkan mengingat peraturan yang
ada saat ini yaitu Kitab UndangUndang Hukum Pidana (KUHP) belum mengatur secara
khusus serta tidak cukup memadai untuk memberantas Tindak Pidana Terorisme.
Maka obyek kajian ini
di fokuskan pada pendekatan-pendekatan Hukum yang di titik beratkan pada
pengertian terorisme atau teroris, latar belakang terjadinya aksi terorisme,
kajian akademis yang berbasis hukum nasional dan internasional terhadap
pasal-pasal yang ada pada UU anti teroris Indonesia yaitu Perpu No. 1 tahun
2002 dan revisi UU No. 15 tahun 2003 dan apakah terdapat kelemahan pendekatan
legal formal yang diterapkan melalui UU anti terorisme dalam menindak para
pelaku Terorisme.
Maraknya aksi
terorisme yang kerap terjadi di Indonesia merupakan salah satu contoh
penyimpangan pola pikir yang dilakukan sebahagian pihak dalam
mengimplementasikan makna Jihad. Berdasarkan permasalahan diatas
inilah, maka untuk itu kami dari pihak kampus Universitas Indonesia merasa
perlu untuk melakukan beberapa tindakan guna mengantisipasi terosisme masuk ke
kalangan mahasiswa UI.
B.
Identifikasi Masalah
Setelah
kami melakukan observasi dan penelitian terkait kasus penemuan senjata api di
area hutan kampus Universitas Indonesia, kami menemukan beberapa masalah antara
lain :
1. Menurunnya
tingkat keamanan di kampus UI.
2. Adanya
kemungkinan terorisme telah memasuki dunia pendidikan pada mahasiswa UI.
3. Menurunnya
stabilitas keamanan di kampus UI.
4. Timbulnya
keresahan masyarakat dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kampus UI
sendiri.
5. Kurangnya
partisipasi pihak intern kampus baik dosen dan mahasiswa dalam menjaga keamanan
kampus.
6. Adanya
citra negatif publik terhadap UI terkait kasus penemuan senjata api.
C.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya terkait kasus
penemuan senjata api di area hutan kampus UI, maka ada beberapa hal yang akan
kami lakukan terkait masalah antara lain :
1. Bagaimana
pihak UI mencegah terorisme masuk ke dalam lingkungan pendidikan UI terutama
kepada mahasiswa ?
2. Apa
yang harus diinformasikan pihak UI guna menormalisasi kembali stabilitas keamanan
?
3.
Apa
yang harus dilakukan pihak UI untuk mengubah citra umum di mata khalayak
sehubungan dengan adanya kasus penemuan senjata api di lingkungan kampus ?
4.
Apa
yang harus dilakukan pihak UI untuk memperbaiki identitas UI sebagai kampus terbaik
di Indonesia ?
5. Apa yang harus dilakukan pihak UI
untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi pihak intern
kampus baik dosen dan mahasiswa dalam menjaga stabilitas keamanan kampus dari
ancaman terorisme ?
6. Apa
yang harus dilakukan oleh pihak UI untuk menyebarluaskan cerita sukses/prestasi
yang telah diraih guna memperbaiki citra UI setelah adanya isu terorisme di
lingkungan kampus ?
BAB
II
PROFIL
UNIVERSITAS INDONESIA
A.
Deskripsi
Universitas
Indonesia adalah kampus modern, komprehensif, terbuka, multi budaya, dan
humanis yang mencakup disiplin ilmu yang luas. UI saat ini secara simultan
selalu berusaha menjadi salah satu universitas riset atau institusi akademik
terkemuka di dunia. Sebagai universitas riset, upaya-upaya pencapaian tertinggi
dalam hal penemuan, pengembangan dan difusi pengetahuan secara regional dan
global selalu dilakukan.
Sementara
itu, UI juga memperdalam komitmen dalam upayanya di bidang pengembangan
akademik dan aktifitas penelitian melalui sejumlah disiplin ilmu yang ada
dilingkupnya. UI berdiri pada tahun 1849 dan merupakan representasi institusi
pendidikan dengan sejarah paling tua di Asia. Telah menghasilkan lebih dari
400.000 alumni, UI secara kontinyu melanjutkan peran pentingnya di level
nasional dan dunia.
Bagaimanapun
UI tidak bisa melepaskan diri dari misi terkininya menjadi institusi pendidikan
berkualitas tinggi, riset standar dunia dan menjaga standar gengsi di sejumlah
jurnal internasional nomor satu. Dengan predikat sebagai kampus terbaik negeri
ini, UI secara aktif mengembangkan kerja sama global dengan banyak perguruan
tinggi ternama dunia.
Beberapa
universitas terkemuka yang saat ini tercatat memiliki perjanjian dengan UI
diantaranya adalah: Washington
University, Tokyo
University, Melbourne
University, Sydney
University, Leiden
University, Erasmus
University, Kyoto
University, Peking
University, Tsinghua
University, Australian
National University, and National
University of Singapore.
Selain
itu, UI saat ini juga memperkuat kerjasamanya dengan beberapa asosiasi
pendidikan dan riset diantaranya: APRU
(Association of Pacific Rim Universities) dengan peran sebagai Board of
Director, AUN
(ASEAN University Network), and ASAIHL
(Association of South East Asia Institution of Higher Learning).
Secara
geografis, posisi kampus UI berada di dua area berjauhan, kampus Salemba dan
kampus Depok. Mayoritas fakultas berada di Depok dengan luas lahan mencapai 320
hektar dengan atmosfer green
campus karena hanya 25% lahan digunakan sebagai sarana akademik,
riset dan kemahasiswaan. 75% wilayah UI bisa dikatakan adalah area hijau
berwujud hutan kota dimana di dalamnya terdapat 8 danau alam. Sebuah area yang
menjanjikan nuansa akademik bertradisi yang tenang dan asri.
B.
Bidang Usaha
Universitas Indonesia, yang secara
resmi berdiri sejak tanggal 2 Februari 1950, mempunyai latar belakang sejarah
yang unik. Awalnya dikenal dengan Universiteit van Indonesie yang
didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1946. Karena Indonesia mendapatkan
kemerdekaan pada tahun 1945, maka pemerintah Belanda menyerahkan universitas
tersebut kepada pemerintah Indonesia pada tahun 1950 dan sejak itu dinamakan
Universitas Indonesia.
Pada tahun 1951, UI hanya terdiri
dari 10 fakultas yang tersebar di lima kota besar: Jakarta, Bogor, Bandung,
Surabaya, dan Makassar. Kemudian, cabang-cabang di luar Jakarta tersebut
menjadi universitas-universitas atau insitut-institut yang berdiri sendiri. Sejak didirikan, UI telah mengambil peranan
penting di negara ini tidak hanya di bidang pendidikan, tetapi juga di banyak
bidang lain.
Ketika Orde Baru dimulai pada tahun
1966, pemerintah telah menunjuk beberapa guru besar UI untuk menduduki jabatan
menteri dengan tujuan untuk memulihkan kembali situasi ekonomi nasional. Sejak
saat itu, UI secara konstan telah memberikan kontribusi nyata pada usaha-usaha
pemerintah untuk meraih kemakmuran nasional.
Pada tanggal 26 Desember 2000
melalui Peraturan Pemerintah RI Nomor 152 tahun 2000, UI ditetapkan sebagai
perguruan tinggi negeri mandiri berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Dalam status tersebut, UI wajib lebih mengedepankan kinerja pengelolaan sebuah
universitas publik dengan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas,
akuntabilitas, dan transparansi.
UI merupakan badan usaha nonprofit
yang memiliki visi dan misi meningkatkan kualitas dan kuantitas para mahasiswa
sehingga dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia secara global.
UI memiliki sumber ekonomi yang berasal dari pemerintah karena UI sendiri merupakan
universitas negeri yang memiliki naungan dibawah pemerintah.
BAB III
PROGRAM PUBLIC RELATION
A.
Permasalahan
Pada tanggal 11 September 2011 Tim
Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri menemukan senjata diduga
milik teroris di Hutan Kota UI. Penemuan berupa senjata laras panjang dan
pendek serta 20 butir amunisi. Penemuan tersebut menyebabkan sejumlah mahasiswa Universitas
Indonesia mengaku khawatir dengan aksi teror dan kejahatan di lingkungan tempat
mereka menuntut ilmu.
Meski
tidak mengganggu aktivitas belajar, adanya penemuan sejumlah senjata api dan
amunisi tersebut membuat para mahasiswa berpikir bahwa para teroris mulai
merambah ke lingkungan civitas akademika mereka.
Pascapenemuan senjata api di Hutan Kota
oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, pihak Universitas
Indonesia (UI) sudah menegaskan bahwa tak mungkin hutan kota menjadi tempat
untuk latihan teroris.
Pihak keamanan kampus dan satpam hutan
kota UI juga telah mengklaim tak pernah mendengar ataupun memperoleh laporan
adanya pelatihan terorisme di lokasi tersebut. Namun Kepala Sub Direktorat
Pembinaan Lingkungan Kampus Dadan Erwandi mengatakan, tak menutup kemungkinan
adanya kelompok – kolompok yang sengaja menyimpan senjata. Namun ia menegaskan,
UI selalu mengawasi jika ada kelompok radikal di kalangan mahasiswa.
Universitas
Indonesia (UI) harus meminta Pemprov DKI Jakarta untuk menambah personil satpam
hutan, guna mengawasi dan meningkatkan pengamanan di Hutan Kota UI. Pasalnya,
setengah wilayah Hutan Kota UI masuk wilayah Jakarta Selatan.
Selama
ini, Pemprov DKI hanya menggerakan lima satpam hutan untuk mengawasi hutan kota
yang memiliki luas 120 hektare tersebut. Kasubdit Pembinaan Lingkungan Kampus
UI, Dadan Erwandi mengatakan idealnya pada hutan seluas itu, dijaga minimal 25
personel satpam hutan.
Sementara Kriminolog Universitas
Indonesia (UI) Adrianus Meliala menengarai penemuan senjata diduga milik
terorisme di Hutan Kota Universitas Indonesia (UI) sudah lama terjadi. Dia
menduga hutan kota UI tak hanya jadi tempat penyimpanan senjata, tetapi juga
digunakan sebagai tempat latihan terorisme. Sedangkan Kapolri juga belum bisa
memastikan adanya dugaan keterlibatan jaringan mahasiswa ataupun tidak karena
masih dalam proses penyidikan.
Setelah penemuan senjata tersebut,
Minggu 13 November 2011, keesokannya Densus 88 antiteror menangkap dua orang
terduga pelaku terorisme di kawasan Depok.
.
B.
Program PR UI
Setelah
mengamati dan mempelajari permasalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka
kami akan merencanakan beberapa program PR yang akan dilaksanakan dalam jangka
waktu setahun yang pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki citra Universitas
Indonesia. Program-program tersebut meliputi :
No.
|
Program PR
|
Tujuan
|
Khalayak
|
Media
|
1.
|
Komunikasi Internal
Tgl: 12-9-2011
Tempat: Gedung A UI
|
Untuk membicarakan terlebih dahulu bagaimana penemuan
senjata itu terjadi dan faktor-faktor apa yang menyebabkan senjata api
tersebut bisa masuk ke lingkungan kampus.
|
Rektor, Kepala Humas, Seluruh Pejabat Kampus UI
|
Koran Internal Kampus
|
2.
|
Konferensi Direksi PR/Humas dan ethical statements
Tgl: 13-9-2011
Tempat: Ruang Rapat Humas
|
Untuk membicarakan langkah-langkah apa yang akan dilakukan
guna memperbaiki citra UI setelah adanya penemuan senjata api di lingkungan
kampus
|
Seluruh direksi humas UI
|
Audio visual berupa slide dan bahan cetakan (selebaran).
|
3.
|
Press Releases
Tgl: 14-9-2011
Tempat: Ruang KA Humas UI
|
Untuk memberikan tanggapan dan penjelasan secara detail
kepada media terkait penemuan senjata api di area hutan kampus UI. Penjelasan
tersebut menyatakan bahwa pihak UI membantah adanya terorisme di lingkungan
kampus karena siapa saja bisa masuk ke hutan itu. Serta bagaimana kondisi
stabilitas kemanan kampus setelah kasus penemuan itu mengemuka.
|
Jurnalis Nasional
|
Televisi,
Radio,
Pesan-pesan Lisan, Berita Online.
|
4.
|
Perencanaan strategi komunikasi
Tgl: 3-10-2011
Tempat: Ruang Meeting Direksi PR
|
Untuk melakukan research
(penelitian) lebih lanjut tentang kasus penemuan senjata di area hutan
kampus UI dan merencanakan langkah dan tindak lanjut dalam memperbaiki
reputasi UI
|
Seluruh direksi humas UI
|
Audio visual berupa slide dan bahan cetakan (selebaran).
|
5.
|
Meetings (Community Relations)
Tgl: 1-11-2011
Tempat: Gedung Seminar UI
|
Untuk menjalin komunikasi baik dengan dosen maupun
mahasiswa serta seluruh lapisan pejabat kampus untuk selalu menjaga
stabilitas keamanan kampus dan menghindari penetrasi terorisme ke dalam
lingkungan kampus yang dapat merusak citra UI sendiri
|
Dosen, Mahasiswa, dan seluruh lapisan pejabat kampus UI
|
Audio visual berupa slide dan bahan cetakan (selebaran).
|
6.
|
Event UI Management, exhibitions
Tgl: 30-12-2011
Tempat: Gedung Great Exhibitons UI
|
Untuk menyebarluaskan cerita sukses dan prestasi yang
telah dicapai oleh mahasiswa UI dalam beberapa bulan terakhir.
|
Jurnalis nasional baik online televisi dan radio, seluruh
pihak internal dan eksternal kampus UI
|
Pameran, televisi, radio.
|
7.
|
Publications Management
Tgl: 20-1-2012
Tempat: Kampus UI
|
Menerbitkan majalah yang berisi tentang headline terkait
kasus penemuan senjata api di area hutan kampus UI.
|
Dosen, Mahasiswa, dan seluruh lapisan pejabat kampus UI
|
Majalah internal kampus UI
|
8.
|
Issues Management Meetings
Tgl: 15-3-2012
Tempat: Ruang Meeting Direksi PR
|
Untuk memonitoring
lingkungan baik politik, sosial, dan ekonomi setelah adanya kasus
penemuan senjata di lingkungan kampus UI.
|
Seluruh direksi humas UI
|
Audio visual berupa slide dan bahan berupa laporan.
|
9.
|
Government Relations Meetings
Tgl: 19-5-2012
Tempat: Gedung Seminar UI
|
Untuk menjalin komunikasi dengan pemerintah khususnya
dengan pihak kementerian pendidikan dan meyakinkan bahwa tidak ada terorisme
yang masuk ke dalam lingkungan UI.
|
Pejabat kementerian pendidikan
|
Laporan dan audio visual berupa slide.
|
10.
|
Sosialisasi
Tgl: 21-7-2012
Tempat: Gedung Seminar UI
|
Untuk mensosialisasikan kepada mahasiswa tentang pengaruh
negatif terorisme.
|
Seluruh mahasiswa UI
|
Audio visual berupa slide dan buku.
|
11.
|
Media Relations
Tgl: 30-8-2012
Tempat: Ruang KA Humas UI
|
Untuk menegaskan bahwa kampus UI bersih dari terorisme.
Hal tersebut dinyatakan setelah pihak kami melakukan penelitian selama
beberapa waktu terakhir ini. Penegasan ini dilakukan guna memperbaiki citra
UI setelah adanya kasus penemuan senjata api di lingkungan kampus.
|
Jurnalis nasional baik online televisi dan radio
|
Kaset video dan laporan.
|
12.
|
Issues Management Meetings
Tgl: 15-9-2012
Tempat: Ruang Meeting Direksi PR
|
Untuk memonitoring
lingkungan baik politik,
sosial, dan ekonomi serta bagaimana tanggapan publik setelah dilakukannya
press release pada tanggal 30-8-2012 oleh pihak UI
|
Seluruh direksi humas UI
|
Audio visual berupa slide dan bahan berupa laporan.
|
13
|
Meetings Corporate PR
Tgl: 30-9-2012
Tempat: Ruang Meeting Direksi PR
|
Untuk mengevaluasi program kerja PR selama setahun dalam
mengatasi kasus penemuan senjata api di hutan kampus UI. Apakah sudah
mencapai tujuannya dalam memperbaiki citra/nama baik UI sebagai kampus
terbaik di Indonesia.
|
Seluruh direksi humas UI
|
Audio visual berupa slide dan bahan berupa laporan.
|
PENUTUP
LAMPIRAN
ARTIKEL
Penemuan
Senpi di Kampus Meresahkan Sejumlah Mahasiswa UI
Headline News / Sosbud / Selasa, 15
November 2011 09:20 WIB
Metrotvnews.com, Depok: Sejumlah mahasiswa Universitas
Indonesia mengaku khawatir dengan aksi teror dan kejahatan di lingkungan tempat
mereka menuntut ilmu. Kekhawatiran mahasiswa itu muncul menyusul ditemukannya
sejumlah senjata api dan puluhan butir amunisi di kawasan hutan kampus
Universitas Undonesia, Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.
Meski tidak mengganggu aktivitas belajar, adanya penemuan
sejumlah senjata api dan amunisi tersebut membuat para mahasiswa berpikir bahwa
para teroris mulai merambah ke lingkungan civitas akademika mereka.
Sementara, pihak kampus UI melalui Humas-nya, Devie
Rahmawati, menyatakan senang dengan temuan sejumlah senjata api dan amunisi di
salah satu kawasan hutan kampus UI Depok. Selain merasa dibantu soal keamanan,
pihak kampus juga bisa waspada dengan berbagai aksi kejahatan yang terjadi di
lingkungan kampus. Devie juga memastikan aktivitas belajar mengajar di kampus
UI tidak terganggu.
Hutan UI
Tak Mungkin Jadi Tempat Latihan Teroris
Marieska
Harya Virdhani – Okezone,Selasa, 15 November 2011 15:58 wib
DEPOK - Pascapenemuan senjata api di Hutan
Kota oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, pihak
Universitas Indonesia (UI) menegaskan tak mungkin hutan kota menjadi tempat
untuk latihan teroris.
Kepala Deputi Sekretariat Pimpinan UI
Devie Rahmawati mengapresiasi penilaian Kriminolog UI Adrianus Meliala yang
mengatakan hutan kota UI menjadi tempat latihan teroris. Namun Devie menegaskan
jika hutan kota UI menjadi tempat latihan teroris, sudah pasti ada suara
letusan senjata api. Devie menegaskan UI merupakan ruang publik yang bebas
didatangi siapapun.
“Kalau emang benar ada penemuannya,
enggak masalah, yang namanya orang menyimpan barang kan bisa siapa saja dan
kapan saja, UI ini kan ruang publik, pernah ada yang membuang mayat bayi, ada
penemuan tengkorak juga, kalau orang sekedar lewat begitu kan sulit diawasi,”
ujarnya kepada wartawan, Selasa (15/11/11).
Devie menambahkan meski pernah ditemukan mayat bayi di hutan kota UI,
bukan berarti UI menjadi tempat pembuangan bayi. Begitupun soal penemuan
senjata diduga milik teroris.
“Jadi bukan berarti UI sarang teroris,
kami hanya menerima laporan bahwa tim Densus menemukan hal itu, tapi kami tak
melihat secara langsung senjata itu kalau betul ditemukan, jadi pasti dengarlah
kalau ada latihan,” paparnya.
Akhir pekan lalu Tim Detasemen Khusus
(Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri menemukan senjata diduga milik teroris di
Hutan Kota UI. Penemuan berupa senjata laras panjang dan pendek serta 20 butir
amunisi.
KBR68H, Jakarta - Universitas Indonesia (UI)
membantah jika hutan kota UI di Depok, Jawa Barat dijadikan sebagai tempat
latihan terorisme. Pihak keamanan kampus dan satpam hutan kota UI mengklaim tak
pernah mendengar ataupun memperoleh laporan adanya pelatihan terorisme di
lokasi tersebut. Namun Kepala Sub Direktorat Pembinaan Lingkungan Kampus Dadan
Erwandi mengatakan, tak menutup kemungkinan adanya kelompok – kolompok yang
sengaja menyimpan senjata. Namun ia menegaskan, UI selalu mengawasi jika ada
kelompok radikal di kalangan mahasiswa.
“Kalau
Cuma taruh barang, menyimpan barang kan bisa kapan saja, tapi kalau masalah
latihan itu bisa diperdebatkan lagi, kalaupun ada penemuan itu itu kan
rangkaian dari pengembangan, saya sih sudah feeling, waktu ketangkap yang di
Depok, itu pasti ada kaitan sama yang di UI nih, pasti, karena apa? orang
menyimpan barang pasti di tempat yang susah carinya, saya dapat laporan dari
piket Sabtu kemarin ada Densus 88."Akhir pekan lalu tim
detasemen khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri menemukan senjata api dan
amunisi diduga milik teroris di hutan kota UI.
DEPOK
– Universitas Indonesia (UI) harus meminta Pemprov DKI Jakarta untuk menambah
personil satpam hutan, guna mengawasi dan meningkatkan pengamanan di Hutan Kota
UI. Pasalnya, setengah wilayah Hutan Kota UI masuk wilayah Jakarta Selatan.
Selama
ini, Pemprov DKI hanya menggerakan lima satpam hutan untuk mengawasi hutan kota
yang memiliki luas 120 hektare tersebut. Kasubdit Pembinaan Lingkungan Kampus
UI, Dadan Erwandi mengatakan idealnya pada hutan seluas itu, dijaga minimal 25
personel satpam hutan.
"Setengah
masuk Jakarta Selatan dan setengah Depok, hanya 5 satpam hutan kota dari DKI
Jakarta. Kalau bicara hutan terbuka begitu sulit dijagain, kalau sudah tertutup
semua dan dipagar seharusnya sudah cukup 5 satpam," paparnya kepada
wartawan, Senin (14/11/11).
Terkait
penemuan senjata api diduga milik teroris, Dadan memastikan akan meningkatkan
koordinasi dengan satpam hutan. Seharusnya, kata Dadan, sekeliling hutan UI
harus dipagar untuk mengamankan dari orang–orang yang hendak menyalahgunakan.
"Selama
ini dipagar baru setengah, kami tetap patroli keliling, dan kami akan pastikan
lagi ke satpam hutan kota untuk lebih masuk ke dalam lagi," ujarnya.
Terkait masalah pagar, lanjutnya, UI tak berwenang untuk memagar hutan UI.
"Bukan kewenangan kita, yang pagar kan Pemda DKI, karena tak seluruhnya
masuk Jakarta tapi sebagian Depok, tapi Depok enggak ada anggaran, kalau DKI
maksain penyimpangan anggaran, tapi UI kan kampus terbuka bagi siapa saja,
kalau ada yang menyimpan senjata mungkin saja," tegasnya.
UI: Tak Ada
Mahasiswa Kami Terlibat Teroris
Densus 88
akan menyisir hutan UI yang diduga sebagai tempat menyimpan senjata teroris.
Senin,
14 November 2011, 12:55 WIB
VIVAnews - Detasemen Khusus 88 Anti Teror
menemukan senjata jaringan teroris yang disembunyikan di kawasan hutan
Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat. Penemuan itu setelah Densus 88
Menangkap tiga tersanga teroris.
Lantas, apakah ada mahasiswa UI yang
terlibat jaringan teroris tersebut? "Kalau itu kami belum memperoleh info,
sejauh ini tidak ada," kata Humas UI, Devie Rahmawati melalui sambungan telepon,
Senin 14 November 2011.
Devie mengatakan, Densus 88 juga telah
bersiap menyisir kawasan hutan UI untuk mencari senjata jaringan teroris.
Menurut dia, penjagaan di kawasan hutan UI diperketat. "Ada 350 personil
polisi yang menjaga 320 hektar," kata dia.Saat penyisiran, lanjut Devie,
beberapa pintu masuk UI ditutup. "Tidak boleh ada kendaraann yang masuk,
akan dilakukan tidak dalam waktu dekat," katanya.
Cegah teroris
UI sendiri, kata dia, telah memiliki
sistem untuk menangkal masuknya jaringan teroris ke kampus. "Di tingkat
fakultas sudah memiliki pengawasan formal dan informal," kata dia. Selain
itu, mahasiswa UI juga membentuk mentor-mentor untuk mahasiswa yang baru masuk.
"Dengan moral dimentori mahasiswa tingkat tiga dan fakultas," kata
Devie.
"Nanti kalau ada hal-hal yang
mencurigakan akan segara dilaporkan ke otoritas pihak kampus.". Pada
Sabtu, 12 November 2011 Sensus menangkap tiga tersangka teroris. Mereka adalah
jaringan Negara Islam Indonesia (NII) pimpinan Abu Omar.
Ketiga terduga teroris itu
masing-masing berinisial DAP (34), BH alias D (35), dan A (32). Tersangka DAP
ditangkap di daerah Cipondoh, Tangerang. Sementara itu, BH alias D dan A
ditangkap di Karawaci, Tangerang. Mereka diduga jaringan yang menyembunyikan
senjata di hutan UI. (sj)