Orang yang berjalan cepat tidak selalu lebih baik dari orang yang berjalan lambat karena pada kenyataannya orang yang berjalan lambat lebih banyak melihat dan memahami setiap langkah yang dilaluinya dibandingkan dengan orang yang berjalan cepat yang hanya mementingkan apa yang ingin dicapai tanpa memahami prosesnya

4.20.2012

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN WIRAUSAHAWAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL



PROFIL ARIFIN PANIGORO PEMILIK MEDCO

Mungkin Anda sudah mendengar nama Arifin Panigoro sebagai politikus dan pebisnis sukses. Konon termasuk orang terkaya di Indonesia. Kali ini, saya tidak akan membicarakan aktivitas politiknya, namun bagaimana pak Arifin Panigoro sukses dalam bisnis. Satu rahasia yang bisa saya ambil dari perjalanan bisnisnya ialah “berpikir besar”.
Saat menjalani bisnis pemasangan pipa, perusahaannya selalu mendapatkan proyek yang kecil-kecil dengan alasan pengusaha lokal belum memiliki peralatan yang memadai. Namun pak Arifin Panigoro tidak menyerah dan tidak berhenti sampai disana. Sementara, sebagian besar orang akan mengatakan sudah takdir orang lokal untuk mendapatkan proyek kecil, namun dia tidak.
Pak Arifin selalu berpikir besar. Orang lokal pun harus diberi kesempatan untuk mendapatkan proyek-proyek besar. Kenapa tidak? Berawal dari berpikir besar inilah pa Arifin Panigoro mulai mengambil tindakan untuk mewujudkan visinya. Pak Arifin Panigoro memiliki keyakinan bahwa orang lokal pun mampu mengerjakan proyek besar.
Berpikir besar pun terlihat saat pak Arifin Panigoro berani menawar peralatan seharga US$ 4 juta, padahal “hanya” punya uang sebesar US$ 300.000. Namun dengan keyakinannya, peralatan itu pun berhasil didapatkan. Keberhasilan mendapatkan peralatan ini, tentu saja didukung oleh kemampuan bersilaturhmi dan bernegosiasinya.
Orang yang berpikir besar akan berani mengambil resiko. Pak Arifin Panigoro dengan berani membeli beberapa ladang minyak dengan harga jutaan dolar. Padahal belum tentu akan menghasilkan minyak yang sepadan. Setelah, minyak mengalir setiap hari seiring uang yang masuk ke kantongnya. Tidak cukup menjadi “raja minyak” saja. Pak Arifin Panigoro pun menengok bidang pertambangan dan juga meraih sukses.
Inilah kekuatan berpikir besar. Coba bayangkan, jika pak Arifin Panigoro berpikir bahwa takdir orang lokal hanya proyek kecil, mungkin sekarang pak Arifin Panigoro tidak ada di daftar orang terkaya di Indonesia. Berpikir besar ini membuatnya menjadi orang yang tekun, bekerja keras, dan berani mengambil resiko.

PROFIL RACHMAN HALIM HOME PENDIRI GUDANG GARAM
Orang Terkaya "Forbes"
Dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia tahun 2007 versi majalah Forbes Asia, Rachman Halim & keluarga (1,6 miliar dollar AS) menduduki peringkat 8 terkaya di Indonesia.

Bahkan pada tahun 2003, Majalah Forbes dalam The 2003 Forbes World’s Billionaires List yang dirilis hari Jumat (28/2) menempatkan Rachman Halim dan keluarga, pemilik pabrik rokok Gudang Garam, pada urutan 303 terkaya di dunia. Dengan kekayaan 1,4 milyar dollar AS (sekitar Rp 12,6 trilyun) Halim ada bersama 24 orang dengan nilai kekayaan yang sama.

Rachman Halim merupakan satu-satunya orang Indonesia yang masuk daftar. Orang Asia lainnya yang ada satu peringkat dengan Halim adalah Stanley Ho (Hongkong) yang bergerak di judi, Keluarga Koo Chen-hu (Korsel) di perbankan, dan Yamauchi Hiroshi (Jepang) di Nintendo.
 
Sempat Bagi Rumah
Rachman Halim yang dikenal peduli terhadap karyawannya, sekitar satu bulan sebelum meninggal (saat perayaan ulang tahun Gudang Garam Ke-50 pada 25 Juni 2008), sempat memberikan hadiah rumah kepada karyawan yang mengabdi lama di Gudang Garam. Pemberian rumah itu sebagai bentuk terima kasihnya kepada karyawan yang ikut membesarkan GG. Sehingga pabrik rokok yang didirikan pada tahun 1958 oleh ayah kandungnya, Surya Wonowidjojo alias Tjoa Jien Hwie, sukses berkembang.


PROFIL CHAIRUL TANJUNG PEMILIK TRANS TV DAN TRANS 7
Chairul Tanjung (lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 47 tahun) adalah pemilik sekaligus Komisaris Utama Para Group. Bidang bisnisnya yaitu keuangan, properti, dan multimedia. Majalah Warta Ekonomi menganugerahi Chairul Tanjung sebagai salah seorang tokoh bisnis paling berpengaruh di tahun 2005.Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman dan mengganti namanya menjadi Bank Mega. Kini bank tersebut menjadi salah satu bank papan atas. Hingga September 2005, Bank Mega memiliki nilai buku aset mencapai Rp 1,5 triliun. Tahun 2005 lalu sejumlah investor asing dari Eropa dan Amerika Serikat sudah mengajukan surat resmi untuk membeli saham Bank Mega seharga tiga kali lipat dari nilai bukunya. Selain bank, Chairul juga memiliki perusahaan sekuritas dan mulai merambah bisnis asuransi jiwa dan kerugian.

Di bisnis properti, Chairul mempunyai kompleks pertokoan Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana sekitar Rp 99 miliar. Rencananya, di sisa lahan seluas 8 hektar ia akan membangun hotel, restoran, dan bangunan pendukung lainnya.
 Bisnis Chairul yang paling berhasil adalah Trans TV dengan 21 menara yang mencakup seluruh Jawa, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Papua.
Terakhir, melalui Para Group ; Chairul melebarkan bisnisnya di media pertelevisian dengan membeli TV7 dan mengubah namanya menjadi Trans7.
 Data Perusahaan Chairul di bawah Group PARA:
1. Asuransi Umum Mega
2. Asuransi Jiwa Mega Life
3. Para Multi Finance
4. Bank Mega, Tbk
5. Mega Capital Indonesia
6. Bank Mega Syariah
7. Para Bandung Propertindo
8. Para Bali Propertindo
9. Batam Indah Investindo
10. Mega Indah Propertindo
11. Trans TV
12. Trans 7
13. Mahagaya Perdana
14. Trans Fashion
15. Trans Lifestyle
16. Mega Finance
17. Trans Studio

PROFIL JEFF BEZOS PEMILIK AMAZON.COM
Perusahaan ini sudah menjadi contoh kasus dalam keberhasilan Internet, walaupun Amazon.com belum lagi berusia satu dekade. Didirikan oleh Jeff Bezos pada tahun 1995 sebagai toko buku on-line, Amazon yang berpusat di Seattle berhasil memperoleh $1,6 miliar dalam penjualan e-commerce setiap tahun.
Belum ada perusahaan seperti Amazon ketika Bezos sedang meneliti perangkat lunak dan internet untuk sebuah perusahaan di New York City pada tahun 1994. dia tertarik dengan kemungkinan mendirikan usaha menjual buku melalui World Wide Web dengan cara yang hampir sama seperti perusahaan yang menerima pesanan dan menjual buku melalui pos. ide ini terbukti sangat menarik sehingga Bezos dengan segera berhenti dari pekerjaannya, mengumpulkan uang dari keluarga dan teman, menulis suatu rencana bisnis, dan pindah ke Seattle agar berlokasi dekat dengan pemasok buku besar.
Sementara itu, Bezos telah mengembangkan perusahaan ke dalam berbagai macam produk dengan membeli saham di perusahaan e-commerce seperti drugstore.com dan pets.com. dia juga merancang sesi lelang di Amazon untuk menarik keberhasilan seperti yang diperoleh eBay, situs lelang Internet pertama.
 Sebagai tambahan, Bezos membuat ruang di situs Amazon untuk zShops, suatu ruangan dimana usaha-usaha kecil dapat menjual produk di Amazon dengan membayar ongkos.
Satu alasan dari keberhasilan Amazon adalah gaya manajemen yang berorientasi pada tindakan dari pendirinya, Bezos. Walaupun ia merencanakan dengan hati-hati gerakan perusahaannya di masa depan, dia juga ingin menghindari kelumpuhan yang mungkin berasal dari analisis dari kehati-hatian yang tidak berkesudahan.
 Sebagai pionir dalam e-commerce, Bezos terbiasa membuat keputusan secara cepat untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang tidak terduga dan sering berlalu dengan cepat. Dia memberi semangat kepada semua karyawannya di Amazon untuk berbuat hal yang sama, bahkan jika itu berarti kadang-kadang terjadi salah langkah.
Di tengah skedul manajemennya yang padat, Bezos masih menyisihkan waktunya yang berharga untuk menelurusi Web situs Amazon, dan seringkali berjalan-jalan di pusat perbelanjaan mencari ide-ide baru. Agar tetap berhubungan dengan karyawan dan konsumennya, ia berterima kasih kepada karyawan-karyawan tertentu untuk pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan dia membaca pesan-pesan e-mail dari konsumen untuk mengetahui apa yang mereka suka dan tidak sukai. 

PROFIL BILL GATES PENDIRI MICROSOFT
Bill Gates dilahirkan di Seattle, Washington dari William Henry Gates, Sr., seorang pengacara, dan Mary Maxwell, pegawai First Interstate Bank, Pacific Northwest Bell, dan anggota Tingkat Nasional United Way. Gates belajar di Lakeside School, sekolah elit yang paling unggul di Seattle, dan meneruskan berkuliah di Universitas Harvard, tetapi di-drop out.
William Henry Gates III lahir pada tahun 1955, anak kedua dari tiga bersaudara dalam keadaan sosialnya terkemuka di Seattle, Washington. Ayahnya seorang pengacara dengan perusahaan yang punya banyak koneksi di kota, dan ibunya seorang guru, yang aktif dalam kegiatan amal. Bill seorang anak yang cerdas, tetapi dia terlalu penuh semangat dan cenderung sering mendapatkan kesulitan di sekolah. Ketika dia berumur tiga belas tahun, orang tuanya memutuskan untuk membuat perubahan dan mengirimnya ke Lakeside School, sebuah sekolah dasar yang bergengsi khusus bagi anak laki-laki.
Di Lakeside itulah pada tahun 1968 Gates untuk pertama kalinya diperkenalkan dengan dunia komputer, dalam bentuk mesin teletype yang dihubungkan dengan telepon ke sebuah komputer pembagian waktu. Mesin ini, yang disebut ASR-33, keadaannya masih pasaran. Pada intinya ini sebuah mesin ketik yang selanjutnya siswa bisa memasukkan perintah yang dikirimkan kepada komputer; jawaban kembali diketikkan ke gulungan kertas pada teletype. Proses ini merepotkan, tetapi mengubah kehidupan Gates. Dia dengan cepat menguasai BASIC, bahasa pemrograman komputer, dan bersama dengan para hacker yang belajar sendiri di Lakeside, dia melewatkan waktu berjam-jam menulis program, melakukan permainan, dan secara umum mempelajari banyak hal tentang komputer. "Dia adalah seorang 'nerd' (eksentrik)," sebagaimana salah seorang guru memberikan Gates julukan itu.
Sekitar tahun 1975 ketika Gates bersama Paul Allen sewaktu masih sekolah bersama-sama menyiapkan program software pertama untuk mikro komputer. Seperti cerita di Popular Electronics mengenai "era komputer di rumah-rumah" dan mereka berdua yakin software adalah masa depan. Inilah awal Microsoft.
Gates juga mendapat reputasi yang tidak baik untuk caranya berdagang. Satu contoh ialah MS-DOS. Pada akhir dasawarsa 1970, IBM berencana untuk memasuki pasaran komputer personal dengan komputer personal IBM, yang diterbitkan pada 1981. IBM memerlukan sistem operasi untuk komputernya, yang direncanakan dapat mencakup dan mengelola arkitektur 16-bit oleh keluarga chip x86 Intel. Setelah berunding dengan sebuah perusahaan lain (Perusahaan Digital Research di California), IBM bertanya kepada Microsoft. Tanpa memberitahu tentang ikatan mereka dengan IBM, eksekutif-eksekutif Microsoft membeli sebuah system operasi x86 dari perusahaan Seattle Computer seharga $50,000. (Ada kemungkinan Microsoft dilarang IBM untuk memberitahukan tentang ikatannya kepada orang awam) Microsoft kemudian melisensikan sistem operasi ini ke IBM (yang menerbitkannya dengan nama PC-DOS) dan bekerja dengan perusahaan komputer untuk menerbitkannya dengan nama MS-DOS, pada setiap system komputer yang dijual.
Rencana Microsoft amat sukses tetapi digugat oleh Seattle Computer karena Microsoft tidak memberitahukan mengenai ikatannya dengan IBM untuk membeli system operasi itu dengan murah; oleh sebab ini, Microsoft membayar uang kepada Seattle Computer, tetapi tidak mengakui kesalahannya. Reputasi Gates kemudian lebih diburukkan oleh tuntutan dakwaan monopoli oleh Departemen Keadilan A.S. dan perusahaan-perusahaan individu yang menentang Microsoft dalam akhir dasawarsa 1990.
Dalam dasawarsa 1980 Gates gembira atas kemungkinan penggunaan CD-ROM sebagai media penyimpanan dokumen, dan mensponsori penerbitan buku CD-ROM: The New Papyrus yang mempromosikan ini.
Tidak dapat disangkal bahwa Bill Gates telah melakukan beberapa kesalahan dalam bisnis softwarenya. Hal ini terbukti dengan beberapa dakwaan yang diarahkan kepadanya berkaitan dengan cara - cara bisnis yang melanggar undang-undang bisnis Amerika Serikat, misalnya monopoli Internet Explorer pada sistem operasi Windows.
Pada tahun 2000, Bill Gates mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO dan memandatkannya kepada kawan lamanya, Steve Ballmer. Gates kemudian memilih untuk kembali ke profesi lamanya yang ia cintai yaitu sebagai pencipta perangkat lunak. Kini Bill Gates menjadi Kepala Penelitian dan Pengembangan Perangkat Lunak di perusahaannya sendiri, Microsoft Corp.
Dengan istrinya, Gates telah mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation, sebuah yayasan sosial filantropi. Para kritikus mengatakan ini merupakan pembuktian terhadap kemarahan orang banyak tentang atas praktik monopoli dan adikuasa perusahaannya, tetapi mereka yang dekat dengan Gates berkata bahwa ia telah lama berencana untuk menyumbangkan sebagian besar hartanya. Pada tahun 1997 koran Washington Post menyatakan bahwa "Gates telah menyatakan bahwa dia memutuskan untuk menyumbangkan 90 persen daripada hartanya semasa dia masih hidup." Untuk meletakkan ini dalam perspektif yang benar, sumbangan ini, walau apa sebabnya, telah menyediakan uang yang amat diperlukan untuk beasiswa universitas kaum minoritas, menentang AIDS dan sebab-sebab lain, kebanyakannya isu-isu yang biasa tidak dipedulikan oleh komunitas penderma, seperti penyakit-penyakit yang biasa kita lihat di dunia ketiga. Dalam bulan Juni 1999, Gates dan istrinya mendermakan $5 miliar kepada organisasi mereka, pendermaan yang paling besar dalam dunia oleh individu-individu yang hidup.
Pada tahun 1994, ia membeli Codex Leicester, sebuah koleksi naskah manuskrip Leonardo da Vinci; pada tahun 2003 koleksi ini dipamerkan di Museum Seni Seattle.
Pada tahun 2005, Gates menerima penghargaan kesatriaan (Knight Commander of the Order of the British Empire Kehormatan) dari Ratu Elizabeth II.
Pada 27 Juni 2008, Gates mengundurkan diri dari sebagian besar jabatannya di Microsoft (namun tetap bertahan sebagai ketua dewan direktur) dan mengkonsentrasikan diri pada kerja kedermawanan melalui yayasan yang didirikannya, Yayasan Bill & Melinda Gates.


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN DARI WIRAUSAHAWAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL
Berdasarkan contoh wirausahawan nasional dan internasional yakni Arifin Panigoro, Rachman Halim Home, Chairul Tanjung, Jeff Bezos, dan Bill Gates, dapat disimpulkan bahwa factor-faktor kesuksesan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yakni :
1.      Moral is number one. Prinsip Medco yang dimiliki oleh pengusaha Arifin Panigoro yang selalu Membangun Kepercayaan dengan kejujuran : Jujur itu abadi, makna
dari pepatah Belanda “eerlijk duurt’t langst. Prinsip yang harus
dijalankan dalam berbisnis.
2.      Banyak kawan, Sejuta kawan masih kurang, satu musuh kebanyakan. Mencari teman
lebih susah dari pada mencari musuh, begitu prinsip dari Arifin Panigoro.
3.      Tunaikan Kewajiban, Hadapi Persoalan, Tak mau ngemplang.
Berdasarkan kisah sukses seorang Arifin Panigoro, Medco pernah menghadapi persoalan hutang untuk mengongkosiakusisi ladang minyak Mangistaumunaigaz di Kazakhstan, Negara pecahan Rusia. Ini terjadi karena krisis dan harga minyak jatuh di bawah US $ 10
per barel. Keberhasilan Arifin membeli kembali saham dari tangan orang lain pada
2006 dibahas dengan detail oleh Harvard Business School dan disimpulkan
bahwa itu terjadi bukan hanya karena kegigihan keluarga Arifin
Panigoro, tapi karena kepercayaan kalangan investor kelas dunia terhadap
perusahaan swasta dari Indonesia yang keluar dari krisis.
4.      Selalu tampil apa adanya tanpa memamerkan kesuksesannya. Analisa ini diambil berdasarkan kisah sukses Chairul Tanjung sebagai pemilik Trans TV dan Trans 7 yang tidak pernah lupa dengan pengalaman masa lalunya.
5.      Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan
Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.
Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan orang lain.
Karyawan adalah mitra usaha yang utama.
Analisa ini diambil dari Kiat-kiat manajemen yang menjadikan PT. Gudang Garam, Tbk. menjadi seperti sekarang ini, bercermin pada pandangan hidup Almarhum Surya Wonowidjojo yang juga menjadi falsafah perusahaan, yaitu Catur Dharma Perusahaan.
6.      Harus selalu berpikir besar. Analisa ini diambil dari kisah sukses Arifin Panigoro yang selalu berpikiran bahawa Orang lokal pun harus diberi kesempatan untuk mendapatkan proyek-proyek besar. Kenapa tidak? Berawal dari berpikir besar inilah pa Arifin Panigoro mulai mengambil tindakan untuk mewujudkan visinya. Pak Arifin Panigoro memiliki keyakinan bahwa orang lokal pun mampu mengerjakan proyek besar. Berpikir besar pun terlihat saat pak Arifin Panigoro berani menawar peralatan seharga US$ 4 juta, padahal “hanya” punya uang sebesar US$ 300.000. Namun dengan keyakinannya, peralatan itu pun berhasil didapatkan. Keberhasilan mendapatkan peralatan ini, tentu saja didukung oleh kemampuan bersilaturhmi dan bernegosiasinya.
7.      Harus berani mengambil resiko. Analisis ini berdasarkan pengalaman Arifin Panigoro berani membeli beberapa ladang minyak dengan harga jutaan dolar. Padahal belum tentu akan menghasilkan minyak yang sepadan. Setelah, minyak mengalir setiap hari seiring uang yang masuk ke kantongnya. Tidak cukup menjadi “raja minyak” saja. Pak Arifin Panigoro pun menengok bidang pertambangan dan juga meraih sukses.
8.      Harus bisa mengambil keputusan secara tepat. Analisis ini berdasarkan kisah sukses Jeff Bezos yang terbiasa membuat keputusan secara cepat untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang tidak terduga dan sering berlalu dengan cepat. Dia memberi semangat kepada semua karyawannya di Amazon untuk berbuat hal yang sama, bahkan jika itu berarti kadang-kadang terjadi salah langkah.
9.      Tawakkal setalah berikhtiyar adalah sifat mental yang harus kawan persiapkan untuk selanjutnya, sebab bagaimanpun faktor kerberuntungan dalam hidup temasuk bisnis adalah faktor utama yang menyebabkan keberhasilan. Dan keberuntungan hanya diberikan oleh Tuhan, oleh sebab itu tetap mendekat pada-Nya dan berdo’a selalu agar apa yang telah kita ikhtiyarkan membuahkan hasil yang maksimal
10.  Selalu berbagi kepada sesama.
·            Chairul Tanjung tidak pernah lupa pada masa lalunya. Karenanya, ia pun kini getol menjalankan berbagai kegiatan social. Mulai dari PMI, Komite Kemanusiaan Indonesia, anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia dan sebagainya. “Kini waktu saya lebih dari 50% saya curahkan untuk kegiatan social kemasyarakatan,” ungkapnya.
·            Rachman Halim yang dikenal peduli terhadap karyawannya, sekitar satu bulan sebelum meninggal (saat perayaan ulang tahun Gudang Garam Ke-50 pada 25 Juni 2008), sempat memberikan hadiah rumah kepada karyawan yang mengabdi lama di Gudang Garam. Pemberian rumah itu sebagai bentuk terima kasihnya kepada karyawan yang ikut membesarkan GG. Sehingga pabrik rokok yang didirikan pada tahun 1958 oleh ayah kandungnya, Surya Wonowidjojo alias Tjoa Jien Hwie, sukses berkembang.
·            Pada tahun 1997 koran Washington Post menyatakan bahwa "Gates telah menyatakan bahwa dia memutuskan untuk menyumbangkan 90 persen daripada hartanya semasa dia masih hidup." Untuk meletakkan ini dalam perspektif yang benar, sumbangan ini, walau apa sebabnya, telah menyediakan uang yang amat diperlukan untuk beasiswa universitas kaum minoritas, menentang AIDS dan sebab-sebab lain, kebanyakannya isu-isu yang biasa tidak dipedulikan oleh komunitas penderma, seperti penyakit-penyakit yang biasa kita lihat di dunia ketiga. Dalam bulan Juni 1999, Gates dan istrinya mendermakan $5 miliar kepada organisasi mereka, pendermaan yang paling besar dalam dunia oleh individu-individu yang hidup.
11.  . Net Working dan Trust. Berdasarkan pengalaman Arifin Panigoro, setelah jatuhnya Presiden Soeharto, AP aktif di Partai Demokrasi
Perjuangan (PDIP), sudah pasti AP sangat dekat dengan Presiden Megawati,
di depan para manajer Medco saya katakan “it,s our time now”, siapa
nyana, serta merta mereka menolaknya dengan keras. Tidak ada KKN
Bung…kira-kira begitu kata para Managernya.
12.  Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
13.  Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
14.  Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
15.  Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
16.  Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya. baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
17.  Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
18.  Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
19.    Jadikan kesulitan sebagai tantangan yang menggairahkan
20.   Pelajari seluk beluk tantangan Anda
21.  Memimpinlah dengan keteladanan
22.  Manfaatkanlah segera kesempatan yang terbuka di hadapan Anda
23.   Fleksibel dalam mengubah arah
24.  Bersikap rendah hati
25.   Menjunjung tinggi etika
26.    Ciptakanlah keterbukaan dalam perusahaan Anda
27.    Hormati pesaing Anda
28.  Berikan hasil kerja yang berkualitas
29.    Kejarlah selalu keunggulan
30.  Berhematlah
31.  Majulah dengan langkah yang terukur
32.    Selalu memperbaiki diri












No comments:

Post a Comment