Orang yang berjalan cepat tidak selalu lebih baik dari orang yang berjalan lambat karena pada kenyataannya orang yang berjalan lambat lebih banyak melihat dan memahami setiap langkah yang dilaluinya dibandingkan dengan orang yang berjalan cepat yang hanya mementingkan apa yang ingin dicapai tanpa memahami prosesnya

4.20.2012

ANALISIS TIPE KEPEMIMPINAN


Analisis kepemimpinan berdasarkan multi indikator.
Tipe kepemimpinan seseorang dapat ditentukan berdasarkan indikator sebagai berikut:
  1. Persepsi seorang pemimpin mengenai peranannya sebagai pemimpin.
Persepsi adalah pandangan seseorang tentang sesuatu objek yang didapatnya dari lingkungan dia berada. Cara pandang ini akan mewarnai cara seseorang melihat kperanannya sebagai pemimpin, baik yang berkaitan dengan hubungan dengan bawahannya, bagaimana proses pengambilan kepurusan yang dilakukannya, sejauhmana keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan.
  1. Nilai-nilai yang dianut.
Nilai-nilai adalah suatu keyakinan yang dijunjung tinggi dalam berprilaku. Nilai-nilai berhubungan dengan lpandangan seseorang tentang baik dan buruk, benar dan salah. Nilai-nilai akan terus melekat pada orang tersebut.
  1. Sikap
Sikap adalh kecenderungan seseorang untuk berbuat. Sikap ini ada yang bersifat positif tetapi ada yang bersifat negatif.
  1. Perilaku
Perilaku adalah suatu tindakan seseorang ditampilkan seseorang sebagai respons terhadap stimulus yang diterimanya. Dalam hal ini bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan organisasional. Hal ini sebagai dasar untuk dapat memahami karekteristik yang dimiliki oleh seorang sebgai wahan untuk menjalankan kepemimpinannya.
  1. Gaya kepemimpinan
Adalah lperilaku yang sering ditampilkan oleh seorang kpemimpin. Jadi dalam hal ini adalah mendalami cara-cara yang disenangi dan digunakan koleh seorang sebagai wahana untuk menjalankan kepemimpinannya.

Analisis kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri
Pakar kepemimpinan yang mendalami berbagai aspek, masalah dan pendekatan tenatang kepemimpinan yang efektif sepakat bahwa salah saru pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan menganalisis kepemimpinan berdasarkan sifat yang menjadi idaman setiap orang yang meduduki jabatan pimpinan. Adapun sifat-sifat ideal tersebut antara lain dapat dilihat sebagai berikut:
  1. Pengetahuan umum yang luas,
  2. Kemampuan bertumbuh kembang,
  3. Sifat yang inkusitif,
  4. Kemampuan analitik,
  5. Daya ingat yang kuat,
  6. Kapasitaf integratif,
  7. Keterampilan berkomunikasi secara efektif,
  8. Keterampilan mendidik,
  9. Rasionalitas,
  10. Pragmatisme,
  11. Kemampuan menentukan peringkat prioritas,
  12. Kemampuan membedakan yang urgen dan yang penting,
  13. Naluri tepat waktu,
  14. Rasa kohesi yang tinggi,
  15. Rasa relevasi yang tinggi,
  16. Menjadi pendengan yang baik,
  17. Fleksibilitas,
  18. Ketegasan,
  19. Keberanian,
  20. Orientasi masa depan,
  21. Sikap yang antisipatif dan proaktif.

Analisis Kepemimpinan Perilaku
Kalau pada awalnya analisis kepemimpinan sifat, studi selanjutnya para ahli mulai bergeser kepada pendekatan perilaku. Hal ini dapat disangkal karena pendekatan ini adalah Fleishmen, Holpin dan Qiner, Hemphill dan Coons. Ada dua macam dimensi utama perilaku yang dikenal yaitu:
  1. Dimensi Konsidersi (K)
·                     Ramah tamah,
·                     Mendukung dan membela bawahan,
·                     Mau berkonsultasi,
·                     Mau mendengarkan bawahan,
·                     Mau menerima usul bawahan,
·                     Memikirkan kesejahteraan bawahan,
·                     Memperlakukan bawahan setingkat dirinya.
  1. Dimensi Inisiasi (S)
·                      Memberikan kritik pelaksanaan pekerjaan yang jelek,
·                      Selalu memberi tahu apa-apa yang dikerjakan bawahan,
·                      Memberi standar tertentu atas pekerjaan,
·                     Selalu mengawasi apakah bawahan bekerja sepenuh kemampuan.

Analisis kepemimpinan kontingensi
Pada Kepemimpinan Kontingensi ada empat macam model kepemimpinan yaitu: Model Fiedler (1974), Model House’s Path Goal (1974), Model Vroom Yetton (1973), dan Model Situasi (1977).
Ada dua hel yang diperhatikan koleh teori Kontingensi yaitu:
1.    Sistem motivasi
a.    Perilaku pemimpin yang task motivated dan
b.    Pemimpin yang relationship motivated.
2.    Variabel-Variabel Situasional
·          Model Fiedler
Ada tiga macam elemen penting yang akan menentukan gaya / perilaku kepemipinan efektif
o  Hubungan antara pemimpin dengan bawahan
o  Struktur tugas
o Kewibawaan kedudukan pemimpin
·            Model House’s Path-Goal
o   Variabel Karakteristik anak buah
o   Variabel Struktur tugas
·            Model Vroom Yetton
            Pada model ini menyoroti lima perilaku kepemimpinan mulai dari tingkat otokrasi yang tinggi sampai dengan tingkat kpartisipatif yang tinggi.
·            Model Kepemimpinan Situasi
        Pendekatan kepemimpinan berdasarkan situasi lahir, karena teori sifat tidak bisa memberikan banyak jawaban dalam kepemimpinan sehingga korang beralih pada penelaah situasi, sebab mereka percaya bahwa pemimpin merupakan produk situasi. Dari hasil berbagai penelaahan timbul suatu pemikiran,  yang mendasar bahwa kepemimpinan dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, dimana pemimpin itu melaksanakan tugasnya. Faktor-faktor situasional tersebut, misalnya: jenis pekerjaan, lingkungan organisasi, karakteristik individu yang terlihat dalam organisasi tersebut. Pendekatan ini memberikan arti yang cukup banyak bagi para manajer dalam praktek yaitu dengan memasukkan pertimbangan situasi secara keseluruhan dalam rancangan kegiatan.
        Berdasarkan teori ini, perilaku pememimpinan yang paling efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahan. Bahwa pemimpin yang efektif akan selalu membantu bawahan dalam perkembangan mereka, yaitu dari tidak matang menjadi matang.+-

No comments:

Post a Comment