Orang yang berjalan cepat tidak selalu lebih baik dari orang yang berjalan lambat karena pada kenyataannya orang yang berjalan lambat lebih banyak melihat dan memahami setiap langkah yang dilaluinya dibandingkan dengan orang yang berjalan cepat yang hanya mementingkan apa yang ingin dicapai tanpa memahami prosesnya

3.24.2012

CONTOH MAKALAH ANALISIS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN



Bocornya Sistem Keamanan Kawat Diplomatik Amerika Serikat”





DAFTAR ISI
                                                                                                             Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i...........
BAB I              PERMASALAHAN
1.    Deskripsi Kasus.................................................................... 1

BAB II             PEMBAHASAN
1.    Strategi Manajemen Keamanan Infomasi....................... 4
2.    Kontrol terhadap Akses........................................................ 5
3.    Manajemen Keberlangsungan Bisnis.............................. 6

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................













BAB I
PERMASALAHAN
DESKRIPSI  KASUS
Dunia gempar ketika kawat diplomatik Amerika Serikat dibocorkan Wikileaks. Wikileaks adalah organisasi internasional yang dikenal sebagai pembocor dokumen-dokumen negara melalui situsnya. Sejak November 2010, Wikileaks mulai merilis pembocoran kawat diplomatik Amerika Serikat. Dari beberapa orang yang ikut mendirikan Wikileaks, hanya Julian Assange yang diketahui identitasnya oleh publik.
Assange juga menjabat sebagai direktur  dan anggota dari Dewan Penasihat Wikileaks. Sebelum mendirikan Wikileaks, Assange yang berasal dari Australia  merupakan seorang penerbit dan jurnalis. Julian Assange dipilih untuk mewakili Wikileaks di publik karena keadaan dirinya yang tidak memiliki rumah ataupun keluarga sehingga dianggap merupakan sosok yang tepat. Sementara itu, pendiri Wikileaks yang lainnya memilih untuk tidak mengungkapkan identitasnya.
Julian Assange aktor penting di balik semua ini. Reputasi Julian Assange sebagai hacker kelas wahid tak usah diragukan lagi. Konon sistem keamanan jaringan komputer mana pun dapat ditembus oleh Assange selama tersambung dengan internet. Wikileaks bertujuan untuk menciptakan era transparansi dalam memerangi korupsi dan kejahatan kemanusiaan. Namun, aksi ini membuat AS geram bukan kepalang. Julian Assange diburu interpol. Diancam dipidanakan. Wikileaks tetap tak bergeming. Justru ribuan kawat diplomatik siap disebar kembali.
Terlanjur dipercaya publik, sampai saat ini bocoran dari Wikileaks selalu menjadi headline berbagai media. Hal inilah yang sebenarnya sangat disayangkan, padahal tidak sedikit informasi menyesatkan yang pernah dimuat Wikileaks begitu merugikan umat Islam. Dalam pernyataannya di situsnya, Wikileaks mengaku sengaja mencicil publikasi dokumen itu, agar masing-masing tema mendapat perhatian publik yang memadai. Bila dilepas sekaligus, rahasia negara yang penting bisa terlewatkan dari perhatian.
WikiLeaks  selalu mengundang kehebohan dengan tindakannya mempublikasikan lebih dari 250.000 surat kawat diplomatik rahasia Amerika Serikat. Kebocoran ini membuat Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan seluruh korps diplomatik AS kebakaran jenggot. Reaksi beragam datang dari para pemimpin dunia yang disebut-sebut dalam kawat-kawat tersebut. Tak ketinggalan, menurut kabar, sekitar 3.000 kawat berasal dari Kedutaan AS di Jakarta dan Konjen di Surabaya.
Selama 11 hari terakhir, WikiLeaks telah memublikasikan 1.112 dari 250.000 kawat diplomatik AS. Artinya, situs whistle blower itu merilis 100 dokumen setiap harinya. Jika terus konsisten, maka situs yang didirikan Julian Assange itu membutuhkan waktu 7 tahun untuk membeberkan semua kawat rahasia AS. Aksi wikileaks yang fenomenal mengundang decak kagum dan seribu tanya. Bagaimana bisa kawat diplomatik berklasifikasi rahasia bisa tersebar pada publik?
Hacking. Julian Assange adalah hacker kelas wahid. Kemampuan hacker ini ternyata ditunjang juga visi untuk memerangi sistem korup. Klop. Teknik hacking dan visi politik. Lalu muncul wikileaks yang mendunia ini.
Pembelot. Wikileaks tidak bekerja sendirian. Di dalam sistem keamanan jaringan komputer US ada pembelot. Orang ini yang memasok data vital pada wikileaks. Sehingga ratusan kawat diplomatik ini bisa tersebar.
Konspirasi. Teori konspirasi muncul dari tudingan Ahmadinejad. Presiden Iran ini tak percaya data yang dibocorkan wikileaks. Konspirasi lain muncul karena sebagian orang dalam tidak puas melihat pemerintah AS. Sehingga membocorkan untuk menimbulkan instabilitas politik.
Berawal dari saat Julian Assange dan kawan-kawan membuka hanya sebagian saja kawat diplomatik langsung kepada publik.
Kawat yang dibuka pun sudah dipublikasikan sebelumnya di media yang menjadi mitra Wikileaks: The New York Times (Amerika Serikat), The Guardian (Inggris), Le Monde (Perancis), El Pais (Spanyol) dan Der Spiegel (Jerman). Untuk menjaga keamanan, dengan bantuan para jurnalis lima media di atas, nama-nama orang yang disebut di dalam kawat tersebut biasanya sudah dibersihkan terlebih dahulu sebelum dipublikasikan di situs web.
Namun bila saat ini kita melihat sendiri kawat-kawat yang disuguhkan di situs Wikileaks.org, semua informasi di sana tampil telanjang tanpa sensor lagi. Nama-nama orang yang menjadi sumber informasi kedutaan besar Amerika Serikat tersebut tidak lagi disembunyikan. Keputusan Wikileaks ini mendapat kecaman berbagai pihak, termasuk lima media yang sebelumnya menjadi mitranya.
Pada era baru ini mustahil dunia diplomasi kembali ke sedia kala. Kini dunia harus beradaptasi dengan era baru. Era transparansi yang memungkinkan publik dapat mengakses di mana pun dan kapa pun. Dunia tidak harus melawan dengan frontal. Diplomasi kini harus menyesuaikan diri dengan era baru ini. Mission impossible untuk membuat wikileaks menghentikan aksi. Bahkan, situs sejenis justru marak bermunculan. Sistem keamanan jaringan omputer. Dunia kini memandang urgent peran chief internet officer (CIO). Peran CIO yang mumpuni dapat menangkal kebocoran oleh para hacker. CIO berperan penting untuk mengatur sistem keamanan jaringan komputer.
BAB II
PEMBAHASAN

Strategi Manajemen Keamanan Informasi

            Ketika terjadi kasus pembocoran kawat diplomasi yang di alami oleh Deplu Amerika Serikat, maka kebutuhan untuk menjaga keamanan sumber daya informasi menjadi hal yang sangat penting. Perhatian khususnya difokuskan untuk melindungi perangkat keras dan data sehingga muncul istilah keamanan sistem (systems security) agar terhindar dari penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak berwenang dalam konteks ini adalah Wikileaks.
            Terkait kasus bocornya informasi diplomatis ini, Chief information officer-CIO Amerika Serikat harus merencanakan kegiatan pengamanan sumber daya informasi diplimatis AS setelah terjadi bencana yang disebut Manajemen Kelangsungan Bisnis. Langkah pertama yang seharusnya dilakukan yakni menyusun strategi manajemen keamanan informasi yang meliputi:
1.    Mengidentifikasi ancaman.
Dalam hal ini pihak AS memiliki ancaman eksternal yang berasal dari individu yakni Julian Assange yang menyebabkan bocornya kawat diplomasi AS ke ranah publik. Namun kemungkinan ancaman juga muncul dari pihak internal departemen yakni dari petugas Kementerian Luar Negeri AS.
2.    Mengenali risiko.
Semua risiko mewakili aktivitas yang tidak sah atau di luar dari yang diperbolehkan oleh lembaga informasi AS. Aktivitas tersebut adalah pengungkapan dan pencurian informasi, penggunaan informasi kawat diplomasi secara tidak sah.


3.    Menetapkan kebijakan informasi keamanan.
Pemerintah AS melakukan kebijakan keamanan harus diimplementasikan untuk mengarahkan keseluruhan program. 5 fase penerapan kebijakan keamanan meliputi inisiasi proyek, kebijakan pengembangan, konsultasi dsan persetujuan, kewaspadaan dan pendidikan, dan penyebarluasan kebijakan.

Kontrol terhadap Akses
      Landasan keamanan untuk melawan ancaman yang timbul dari orang yang tidak berwenang misalnya oleh petugas kementerian luar negeri AS sebagai mata-mata Wikileaks adalah kontrol terhadap akses. Dasar pemikirannya cukup sederhana, yaitu jika orang tersebut ditolak aksesnya terhadap sumber daya informasi, maka kejahatan tidak bisa dilakukan.
      Lembaga informasi AS harus memperketat kontrol terhadap akses. Kontrol terhadap akses dilakukan melalui tida tahap yaitu identifikasi pengguna, pengesahan pengguna dan otorisasi pengguna.
1.    Pengenalan otomatis pengguna. Setiap pengguna atau pegawai yang bekerja pada lembaga informasi departemen luar negeri AS mengidentifikasi diri mereka menggunakan sesuatu yang mereka kenali sebelumnya, misalnya password, nomor telepon atau lokasi di mana pegawai memasuki jaringan.
2.    Pembuktian otomatis pengguna. Pegawai lembaga informasi akan memverivikasi hak mereka terhadap akses menggunakan fasilitas yang dimilikinya, seperti kartu cerdas (smart card) dan chip identifikasi.
3.    Pengesahan otomatis pengguna. Bila proses identifikasi dan verifikasi stelah selesai, pegawai harus diberi otorisasi untuk meakukan akses dengan tingkat-tingkat pengguna tertentu.


MANAJEMEN KEBERLANGSUNGAN BISNIS (BCM)
            Aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh lembaga informasi deplu AS setelah terjadi bocornya kawat diplomatis AS adalah melakukan Manajemen Keberlangsungan Bisnis. Selama periode awal sistem komputasi, aktivitas ini disebut sebagai disaster planning atau perencanaan ketika terjadi bencana bocornya informasi diplomasi AS ke publik. Istilah ini kemudian diperhalus dengan konotasi yang positif yaitu contingency planning atau perencanaan terhadap hal-hal di luar dugaan dan perkiraan. Unsure kunci dalam contingency planning adalah merinci langkah-langkah yang akan dilakukan dan dimana langkah-langkah tersebut akan diterapkan setelah kasus itu terjadi. Yang termasuk subrencana rencana di antaranya rencana darurat, rencana back up, dan rencana pencatatan kejadian-kejadian penting.
1.    Perencanaan darurat.
Lembaga informasi AS harus menetapkan fasilitas yang harus disediakan dan peraturan yang harus dipenuhi oleh pemerintah AS untuk menjamin keamanan para pegawainya setelah kasus bocornya kawat diplomasi AS. Misalnya pemerintah harus melindungi pegawai dari ancaman pembunuhan atau hal-hal yang tidak diinginkan yang kemungkinan dilakukan oleh pihak Wikileaks.
2.    Rencana pendukung.
Lembaga informasi AS harus membuat sistem pendukung fasilitas komputer untuk menggantikan fasilitas regular bila fasilitas regular mengalami error akibat hacking yang dilakukang Julian Assange. Sistem pendukung itu disebut backup plan. Perencanaan ini dapat dicapai dengan menerapkan kombinasi dari kelimpahan, keragaman, dan mobilitas.
3.    Rencana pencatatan.
Catatan-catatan penting pemerintah AS berbentuk kertas-kertas dokumen, microform, media pengyimpanan optic dan magnetic yang dibutuhkan/ rencana pencatatan menetapkan bagaimana catatan-catatan penting pemerintah AS akan dilindungi. Sebagai tambahan, untuk usaha perlindungan catatan dalam computer dan salinannya sebagai cadangan harus disimpan di area yang jauh atau terpencil. Semua jenis catatan dapat dipindahkan secara fisik ke lokasi yang rahasia yang hanya di ketahui oleh pegawai-pegawai khusus lembaga informasi AS, tetapi catatan dalam computer dapat dipindahkan.

















DAFTAR PUSTAKA
1.    http://smk-roudlatulislam.blogspot.com/2011/08/sisitem-ke-amanan-jaringan-kompuer-di.html
7.    Schell, George and Raymond McLeod, Jr. (2011). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Indeks.



CONTOH PROPOSAL PROGRAM KERJA PUBLIC RELATION


DAFTAR ISI
                                                                                                             Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
BAB I              PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang........................................................................ 1
B.   Identifikasi masalah................................................................. ........... 3
C.   Perumusan Masalah........................................................................... 4

BAB II             PROFIL UNIVERSITAS INDONESIA
A.   Deskripsi ................................................................................. 6
B.   Status Hukum UI .................................................................... 9

BAB III            PROGRAM PUBLIC RELATIONS UI
A.   Permasalahan                                                                            ........... 11
B.   Program PR UI...................................................................... 11

PENUTUP
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Aksi Terorisme di Indonesia sepanjang tahun 2000-2009 di Indonesia tercatat telah terjadi 22 pengeboman, baik dalam skala kecil maupun skala besar dan yang baru-baru ini para teroris melakukan peledakan Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton di Mega Kuningan pada jum’at pagi, tanggal 17 Juli 2009 dengan Jumlah korban tewas 9 orang dan luka-luka 55 orang.
 Aksi terorisme di Indonesia sebenarnya dimulai dengan ledakan bom yang terjadi di kompleks Perguruan Cikini dalam upaya pembunuhan Presiden Pertama RI, Ir Soekarno, pada tahun 1962 dan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya sampai pada bulan Agustus 2001 yaitu Peledakan Plaza Atrium, Senen, Jakarta
Peristiwa 11 September mengawali babak baru isu terorisme menjadi isu global yang mempengaruhi kebijakan politik seluruh Negara-negara di dunia, sehingga menjadi titik tolak persepsi untuk memerangi Terorisme sebagai musuh internasional. Pembunuhan massal tersebut telah mempersatukan dunia melawan Terorisme Internasional.
 Pasca tragedi 11 september 2001 Indonesia sendiri belum menganggap aksi pemboman yang terjadi di dalam negri sebagai aksi terorisme tapi aksi separatis/para pengacau keamanan seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan sebagainya, Pemerintah Indonesia baru menganggap adanya aksi Terorisme di Indonesia, setelah terjadinya Tragedi Bom Bali I, tanggal 12 Oktober 2002 yang merupakan tindakan teror, menimbulkan korban sipil terbesar di dunia, yaitu menewaskan 184 orang dan melukai lebih dari 300 orang.
Hal ini terbukti pasca tragedy Bom Bali I, Pemerintah megeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) nomor 1 tahun 2002, yang pada 2 tanggal 4 April 2003 disahkan menjadi Undang-Undang dengan nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Undang-undang ini dikeluarkan mengingat peraturan yang ada saat ini yaitu Kitab UndangUndang Hukum Pidana (KUHP) belum mengatur secara khusus serta tidak cukup memadai untuk memberantas Tindak Pidana Terorisme.
Maka obyek kajian ini di fokuskan pada pendekatan-pendekatan Hukum yang di titik beratkan pada pengertian terorisme atau teroris, latar belakang terjadinya aksi terorisme, kajian akademis yang berbasis hukum nasional dan internasional terhadap pasal-pasal yang ada pada UU anti teroris Indonesia yaitu Perpu No. 1 tahun 2002 dan revisi UU No. 15 tahun 2003 dan apakah terdapat kelemahan pendekatan legal formal yang diterapkan melalui UU anti terorisme dalam menindak para pelaku Terorisme.
Maraknya aksi terorisme yang kerap terjadi di Indonesia merupakan salah satu contoh penyimpangan pola pikir yang dilakukan sebahagian pihak dalam mengimplementasikan makna Jihad. Berdasarkan permasalahan diatas inilah, maka untuk itu kami dari pihak kampus Universitas Indonesia merasa perlu untuk melakukan beberapa tindakan guna mengantisipasi terosisme masuk ke kalangan mahasiswa UI.
















B.   Identifikasi Masalah
Setelah kami melakukan observasi dan penelitian terkait kasus penemuan senjata api di area hutan kampus Universitas Indonesia, kami menemukan beberapa masalah antara lain :
1.    Menurunnya tingkat keamanan di kampus UI.
2.    Adanya kemungkinan terorisme telah memasuki dunia pendidikan pada mahasiswa UI.
3.    Menurunnya stabilitas keamanan di kampus UI.
4.    Timbulnya keresahan masyarakat dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kampus UI sendiri.
5.    Kurangnya partisipasi pihak intern kampus baik dosen dan mahasiswa dalam menjaga keamanan kampus.
6.    Adanya citra negatif publik terhadap UI terkait kasus penemuan senjata api.











C.   Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya terkait kasus penemuan senjata api di area hutan kampus UI, maka ada beberapa hal yang akan kami lakukan terkait masalah antara lain :
1.    Bagaimana pihak UI mencegah terorisme masuk ke dalam lingkungan pendidikan UI terutama kepada mahasiswa ?
2.    Apa yang harus diinformasikan pihak UI guna menormalisasi kembali stabilitas keamanan ?
3.    Apa yang harus dilakukan pihak UI untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kasus penemuan senjata api di lingkungan kampus ?
4.    Apa yang harus dilakukan pihak UI untuk memperbaiki identitas UI sebagai kampus terbaik di Indonesia ?
5.    Apa yang harus dilakukan pihak UI untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi pihak intern kampus baik dosen dan mahasiswa dalam menjaga stabilitas keamanan kampus dari ancaman terorisme ?
6.    Apa yang harus dilakukan oleh pihak UI untuk menyebarluaskan cerita sukses/prestasi yang telah diraih guna memperbaiki citra UI setelah adanya isu terorisme di lingkungan kampus ?
BAB II
PROFIL UNIVERSITAS INDONESIA

A.   Deskripsi
Universitas Indonesia adalah kampus modern, komprehensif, terbuka, multi budaya, dan humanis yang mencakup disiplin ilmu yang luas. UI saat ini secara simultan selalu berusaha menjadi salah satu universitas riset atau institusi akademik terkemuka di dunia. Sebagai universitas riset, upaya-upaya pencapaian tertinggi dalam hal penemuan, pengembangan dan difusi pengetahuan secara regional dan global selalu dilakukan.
Sementara itu, UI juga memperdalam komitmen dalam upayanya di bidang pengembangan akademik dan aktifitas penelitian melalui sejumlah disiplin ilmu yang ada dilingkupnya. UI berdiri pada tahun 1849 dan merupakan representasi institusi pendidikan dengan sejarah paling tua di Asia. Telah menghasilkan lebih dari 400.000 alumni, UI secara kontinyu melanjutkan peran pentingnya di level nasional dan dunia.
Bagaimanapun UI tidak bisa melepaskan diri dari misi terkininya menjadi institusi pendidikan berkualitas tinggi, riset standar dunia dan menjaga standar gengsi di sejumlah jurnal internasional nomor satu. Dengan predikat sebagai kampus terbaik negeri ini, UI secara aktif mengembangkan kerja sama global dengan banyak perguruan tinggi ternama dunia.
Selain itu, UI saat ini juga memperkuat kerjasamanya dengan beberapa asosiasi pendidikan dan riset diantaranya: APRU (Association of Pacific Rim Universities) dengan peran sebagai Board of Director, AUN (ASEAN University Network), and ASAIHL (Association of South East Asia Institution of Higher Learning).
Secara geografis, posisi kampus UI berada di dua area berjauhan, kampus Salemba dan kampus Depok. Mayoritas fakultas berada di Depok dengan luas lahan mencapai 320 hektar dengan atmosfer green campus karena hanya 25% lahan digunakan sebagai sarana akademik, riset dan kemahasiswaan. 75% wilayah UI bisa dikatakan adalah area hijau berwujud hutan kota dimana di dalamnya terdapat 8 danau alam. Sebuah area yang menjanjikan nuansa akademik bertradisi yang tenang dan asri.

B.   Bidang Usaha
Universitas Indonesia, yang secara resmi berdiri sejak tanggal 2 Februari 1950, mempunyai latar belakang sejarah yang unik. Awalnya dikenal dengan Universiteit van Indonesie yang didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1946. Karena Indonesia mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1945, maka pemerintah Belanda menyerahkan universitas tersebut kepada pemerintah Indonesia pada tahun 1950 dan sejak itu dinamakan Universitas Indonesia.
Pada tahun 1951, UI hanya terdiri dari 10 fakultas yang tersebar di lima kota besar: Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, dan Makassar. Kemudian, cabang-cabang di luar Jakarta tersebut menjadi universitas-universitas atau insitut-institut yang berdiri sendiri.  Sejak didirikan, UI telah mengambil peranan penting di negara ini tidak hanya di bidang pendidikan, tetapi juga di banyak bidang lain.
Ketika Orde Baru dimulai pada tahun 1966, pemerintah telah menunjuk beberapa guru besar UI untuk menduduki jabatan menteri dengan tujuan untuk memulihkan kembali situasi ekonomi nasional. Sejak saat itu, UI secara konstan telah memberikan kontribusi nyata pada usaha-usaha pemerintah untuk meraih kemakmuran nasional.
Pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan Pemerintah RI Nomor 152 tahun 2000, UI ditetapkan sebagai perguruan tinggi negeri mandiri berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dalam status tersebut, UI wajib lebih mengedepankan kinerja pengelolaan sebuah universitas publik dengan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan transparansi.
UI merupakan badan usaha nonprofit yang memiliki visi dan misi meningkatkan kualitas dan kuantitas para mahasiswa sehingga dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia secara global. UI memiliki sumber ekonomi yang berasal dari pemerintah karena UI sendiri merupakan universitas negeri yang memiliki naungan dibawah pemerintah.














BAB III
PROGRAM PUBLIC RELATION
A.   Permasalahan
Pada tanggal 11 September 2011 Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri menemukan senjata diduga milik teroris di Hutan Kota UI. Penemuan berupa senjata laras panjang dan pendek serta 20 butir amunisi. Penemuan tersebut menyebabkan sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia mengaku khawatir dengan aksi teror dan kejahatan di lingkungan tempat mereka menuntut ilmu.
Meski tidak mengganggu aktivitas belajar, adanya penemuan sejumlah senjata api dan amunisi tersebut membuat para mahasiswa berpikir bahwa para teroris mulai merambah ke lingkungan civitas akademika mereka.
Pascapenemuan senjata api di Hutan Kota oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, pihak Universitas Indonesia (UI) sudah menegaskan bahwa tak mungkin hutan kota menjadi tempat untuk latihan teroris.
Pihak keamanan kampus dan satpam hutan kota UI juga telah mengklaim tak pernah mendengar ataupun memperoleh laporan adanya pelatihan terorisme di lokasi tersebut. Namun Kepala Sub Direktorat Pembinaan Lingkungan Kampus Dadan Erwandi mengatakan, tak menutup kemungkinan adanya kelompok – kolompok yang sengaja menyimpan senjata. Namun ia menegaskan, UI selalu mengawasi jika ada kelompok radikal di kalangan mahasiswa.
Universitas Indonesia (UI) harus meminta Pemprov DKI Jakarta untuk menambah personil satpam hutan, guna mengawasi dan meningkatkan pengamanan di Hutan Kota UI. Pasalnya, setengah wilayah Hutan Kota UI masuk wilayah Jakarta Selatan.
Selama ini, Pemprov DKI hanya menggerakan lima satpam hutan untuk mengawasi hutan kota yang memiliki luas 120 hektare tersebut. Kasubdit Pembinaan Lingkungan Kampus UI, Dadan Erwandi mengatakan idealnya pada hutan seluas itu, dijaga minimal 25 personel satpam hutan.
Sementara Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menengarai penemuan senjata diduga milik terorisme di Hutan Kota Universitas Indonesia (UI) sudah lama terjadi. Dia menduga hutan kota UI tak hanya jadi tempat penyimpanan senjata, tetapi juga digunakan sebagai tempat latihan terorisme. Sedangkan Kapolri juga belum bisa memastikan adanya dugaan keterlibatan jaringan mahasiswa ataupun tidak karena masih dalam proses penyidikan.
Setelah penemuan senjata tersebut, Minggu 13 November 2011, keesokannya Densus 88 antiteror menangkap dua orang terduga pelaku terorisme di kawasan Depok.
.

B.   Program PR UI
Setelah mengamati dan mempelajari permasalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka kami akan merencanakan beberapa program PR yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu setahun yang pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki citra Universitas Indonesia. Program-program tersebut meliputi :


No.

Program PR

Tujuan

Khalayak

Media
1.
Komunikasi Internal
Tgl: 12-9-2011
Tempat: Gedung A UI


Untuk membicarakan terlebih dahulu bagaimana penemuan senjata itu terjadi dan faktor-faktor apa yang menyebabkan senjata api tersebut bisa masuk ke lingkungan kampus.
Rektor, Kepala Humas, Seluruh Pejabat Kampus UI
Koran Internal Kampus
2.
Konferensi Direksi PR/Humas dan ethical statements
Tgl: 13-9-2011
Tempat: Ruang Rapat Humas
Untuk membicarakan langkah-langkah apa yang akan dilakukan guna memperbaiki citra UI setelah adanya penemuan senjata api di lingkungan kampus
Seluruh direksi humas UI
Audio visual berupa slide dan bahan cetakan (selebaran).
3.
Press Releases
Tgl: 14-9-2011
Tempat: Ruang KA Humas UI
Untuk memberikan tanggapan dan penjelasan secara detail kepada media terkait penemuan senjata api di area hutan kampus UI. Penjelasan tersebut menyatakan bahwa pihak UI membantah adanya terorisme di lingkungan kampus karena siapa saja bisa masuk ke hutan itu. Serta bagaimana kondisi stabilitas kemanan kampus setelah kasus penemuan itu mengemuka.
Jurnalis Nasional
Televisi,
Radio,
Pesan-pesan Lisan, Berita Online.
4.
Perencanaan strategi komunikasi
Tgl: 3-10-2011
Tempat: Ruang Meeting Direksi PR
Untuk melakukan research (penelitian) lebih lanjut tentang kasus penemuan senjata di area hutan kampus UI dan merencanakan langkah dan tindak lanjut dalam memperbaiki reputasi UI
Seluruh direksi humas UI
Audio visual berupa slide dan bahan cetakan (selebaran).
5.
Meetings (Community Relations)
Tgl: 1-11-2011
Tempat: Gedung Seminar UI
Untuk menjalin komunikasi baik dengan dosen maupun mahasiswa serta seluruh lapisan pejabat kampus untuk selalu menjaga stabilitas keamanan kampus dan menghindari penetrasi terorisme ke dalam lingkungan kampus yang dapat merusak citra UI sendiri
Dosen, Mahasiswa, dan seluruh lapisan pejabat kampus UI
Audio visual berupa slide dan bahan cetakan (selebaran).
6.
Event UI Management, exhibitions
Tgl: 30-12-2011
Tempat: Gedung Great Exhibitons UI
Untuk menyebarluaskan cerita sukses dan prestasi yang telah dicapai oleh mahasiswa UI dalam beberapa bulan terakhir.
Jurnalis nasional baik online televisi dan radio, seluruh pihak internal dan eksternal kampus UI
Pameran, televisi, radio.
7.
Publications Management
Tgl: 20-1-2012
Tempat: Kampus UI
Menerbitkan majalah yang berisi tentang headline terkait kasus penemuan senjata api di area hutan kampus UI.
Dosen, Mahasiswa, dan seluruh lapisan pejabat kampus UI
Majalah internal kampus UI
8.
Issues Management Meetings
Tgl: 15-3-2012
Tempat: Ruang Meeting Direksi PR

Untuk memonitoring  lingkungan baik politik, sosial, dan ekonomi setelah adanya kasus penemuan senjata di lingkungan kampus UI.
Seluruh direksi humas UI
Audio visual berupa slide dan bahan berupa laporan.
9.
Government Relations Meetings
Tgl: 19-5-2012
Tempat: Gedung Seminar UI
Untuk menjalin komunikasi dengan pemerintah khususnya dengan pihak kementerian pendidikan dan meyakinkan bahwa tidak ada terorisme yang masuk ke dalam lingkungan UI.
Pejabat kementerian pendidikan
Laporan dan audio visual berupa slide.
10.
Sosialisasi
Tgl: 21-7-2012
Tempat: Gedung Seminar UI
Untuk mensosialisasikan kepada mahasiswa tentang pengaruh negatif terorisme.
Seluruh mahasiswa UI
Audio visual berupa slide dan buku.
11.
Media Relations
Tgl: 30-8-2012
Tempat: Ruang KA Humas UI

Untuk menegaskan bahwa kampus UI bersih dari terorisme. Hal tersebut dinyatakan setelah pihak kami melakukan penelitian selama beberapa waktu terakhir ini. Penegasan ini dilakukan guna memperbaiki citra UI setelah adanya kasus penemuan senjata api di lingkungan kampus.
Jurnalis nasional baik online televisi dan radio
Kaset video dan laporan.
12.
Issues Management Meetings
Tgl: 15-9-2012
Tempat: Ruang Meeting Direksi PR

Untuk memonitoring  lingkungan  baik politik, sosial, dan ekonomi serta bagaimana tanggapan publik setelah dilakukannya press release pada tanggal 30-8-2012 oleh pihak UI
Seluruh direksi humas UI
Audio visual berupa slide dan bahan berupa laporan.
13
Meetings Corporate PR
Tgl: 30-9-2012
Tempat: Ruang Meeting Direksi PR

Untuk mengevaluasi program kerja PR selama setahun dalam mengatasi kasus penemuan senjata api di hutan kampus UI. Apakah sudah mencapai tujuannya dalam memperbaiki citra/nama baik UI sebagai kampus terbaik di Indonesia.
Seluruh direksi humas UI
Audio visual berupa slide dan bahan berupa laporan.


PENUTUP
















LAMPIRAN
ARTIKEL
Penemuan Senpi di Kampus Meresahkan Sejumlah Mahasiswa UI
Headline News / Sosbud / Selasa, 15 November 2011 09:20 WIB
Metrotvnews.com, Depok: Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia mengaku khawatir dengan aksi teror dan kejahatan di lingkungan tempat mereka menuntut ilmu. Kekhawatiran mahasiswa itu muncul menyusul ditemukannya sejumlah senjata api dan puluhan butir amunisi di kawasan hutan kampus Universitas Undonesia, Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.
Meski tidak mengganggu aktivitas belajar, adanya penemuan sejumlah senjata api dan amunisi tersebut membuat para mahasiswa berpikir bahwa para teroris mulai merambah ke lingkungan civitas akademika mereka.
Sementara, pihak kampus UI melalui Humas-nya, Devie Rahmawati, menyatakan senang dengan temuan sejumlah senjata api dan amunisi di salah satu kawasan hutan kampus UI Depok. Selain merasa dibantu soal keamanan, pihak kampus juga bisa waspada dengan berbagai aksi kejahatan yang terjadi di lingkungan kampus. Devie juga memastikan aktivitas belajar mengajar di kampus UI tidak terganggu.

Hutan UI Tak Mungkin Jadi Tempat Latihan Teroris

Marieska Harya Virdhani – Okezone,Selasa, 15 November 2011 15:58 wib
DEPOK - Pascapenemuan senjata api di Hutan Kota oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, pihak Universitas Indonesia (UI) menegaskan tak mungkin hutan kota menjadi tempat untuk latihan teroris.
Kepala Deputi Sekretariat Pimpinan UI Devie Rahmawati mengapresiasi penilaian Kriminolog UI Adrianus Meliala yang mengatakan hutan kota UI menjadi tempat latihan teroris. Namun Devie menegaskan jika hutan kota UI menjadi tempat latihan teroris, sudah pasti ada suara letusan senjata api. Devie menegaskan UI merupakan ruang publik yang bebas didatangi siapapun.
“Kalau emang benar ada penemuannya, enggak masalah, yang namanya orang menyimpan barang kan bisa siapa saja dan kapan saja, UI ini kan ruang publik, pernah ada yang membuang mayat bayi, ada penemuan tengkorak juga, kalau orang sekedar lewat begitu kan sulit diawasi,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (15/11/11).
 Devie menambahkan meski pernah ditemukan mayat bayi di hutan kota UI, bukan berarti UI menjadi tempat pembuangan bayi. Begitupun soal penemuan senjata diduga milik teroris.
“Jadi bukan berarti UI sarang teroris, kami hanya menerima laporan bahwa tim Densus menemukan hal itu, tapi kami tak melihat secara langsung senjata itu kalau betul ditemukan, jadi pasti dengarlah kalau ada latihan,” paparnya.
Akhir pekan lalu Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri menemukan senjata diduga milik teroris di Hutan Kota UI. Penemuan berupa senjata laras panjang dan pendek serta 20 butir amunisi.










UI Bantah Hutan Kota Miliknya Jadi Tempat Latihan Teroris

KBR68H, Jakarta - Universitas Indonesia (UI) membantah jika hutan kota UI di Depok, Jawa Barat dijadikan sebagai tempat latihan terorisme. Pihak keamanan kampus dan satpam hutan kota UI mengklaim tak pernah mendengar ataupun memperoleh laporan adanya pelatihan terorisme di lokasi tersebut. Namun Kepala Sub Direktorat Pembinaan Lingkungan Kampus Dadan Erwandi mengatakan, tak menutup kemungkinan adanya kelompok – kolompok yang sengaja menyimpan senjata. Namun ia menegaskan, UI selalu mengawasi jika ada kelompok radikal di kalangan mahasiswa.
Kalau Cuma taruh barang, menyimpan barang kan bisa kapan saja, tapi kalau masalah latihan itu bisa diperdebatkan lagi, kalaupun ada penemuan itu itu kan rangkaian dari pengembangan, saya sih sudah feeling, waktu ketangkap yang di Depok, itu pasti ada kaitan sama yang di UI nih, pasti, karena apa? orang menyimpan barang pasti di tempat yang susah carinya, saya dapat laporan dari piket Sabtu kemarin ada Densus 88."Akhir pekan lalu tim detasemen khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri menemukan senjata api dan amunisi diduga milik teroris di hutan kota UI.
DEPOK – Universitas Indonesia (UI) harus meminta Pemprov DKI Jakarta untuk menambah personil satpam hutan, guna mengawasi dan meningkatkan pengamanan di Hutan Kota UI. Pasalnya, setengah wilayah Hutan Kota UI masuk wilayah Jakarta Selatan.
Selama ini, Pemprov DKI hanya menggerakan lima satpam hutan untuk mengawasi hutan kota yang memiliki luas 120 hektare tersebut. Kasubdit Pembinaan Lingkungan Kampus UI, Dadan Erwandi mengatakan idealnya pada hutan seluas itu, dijaga minimal 25 personel satpam hutan.
"Setengah masuk Jakarta Selatan dan setengah Depok, hanya 5 satpam hutan kota dari DKI Jakarta. Kalau bicara hutan terbuka begitu sulit dijagain, kalau sudah tertutup semua dan dipagar seharusnya sudah cukup 5 satpam," paparnya kepada wartawan, Senin (14/11/11).
Terkait penemuan senjata api diduga milik teroris, Dadan memastikan akan meningkatkan koordinasi dengan satpam hutan. Seharusnya, kata Dadan, sekeliling hutan UI harus dipagar untuk mengamankan dari orang–orang yang hendak menyalahgunakan.
"Selama ini dipagar baru setengah, kami tetap patroli keliling, dan kami akan pastikan lagi ke satpam hutan kota untuk lebih masuk ke dalam lagi," ujarnya. Terkait masalah pagar, lanjutnya, UI tak berwenang untuk memagar hutan UI. "Bukan kewenangan kita, yang pagar kan Pemda DKI, karena tak seluruhnya masuk Jakarta tapi sebagian Depok, tapi Depok enggak ada anggaran, kalau DKI maksain penyimpangan anggaran, tapi UI kan kampus terbuka bagi siapa saja, kalau ada yang menyimpan senjata mungkin saja," tegasnya.

UI: Tak Ada Mahasiswa Kami Terlibat Teroris

Densus 88 akan menyisir hutan UI yang diduga sebagai tempat menyimpan senjata teroris.

Senin, 14 November 2011, 12:55 WIB
VIVAnews - Detasemen Khusus 88 Anti Teror menemukan senjata jaringan teroris yang disembunyikan di kawasan hutan Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat. Penemuan itu setelah Densus 88 Menangkap tiga tersanga teroris.
Lantas, apakah ada mahasiswa UI yang terlibat jaringan teroris tersebut? "Kalau itu kami belum memperoleh info, sejauh ini tidak ada," kata Humas UI, Devie Rahmawati melalui sambungan telepon, Senin 14 November 2011.
Devie mengatakan, Densus 88 juga telah bersiap menyisir kawasan hutan UI untuk mencari senjata jaringan teroris. Menurut dia, penjagaan di kawasan hutan UI diperketat. "Ada 350 personil polisi yang menjaga 320 hektar," kata dia.Saat penyisiran, lanjut Devie, beberapa pintu masuk UI ditutup. "Tidak boleh ada kendaraann yang masuk, akan dilakukan tidak dalam waktu dekat," katanya.


Cegah teroris
UI sendiri, kata dia, telah memiliki sistem untuk menangkal masuknya jaringan teroris ke kampus. "Di tingkat fakultas sudah memiliki pengawasan formal dan informal," kata dia. Selain itu, mahasiswa UI juga membentuk mentor-mentor untuk mahasiswa yang baru masuk. "Dengan moral dimentori mahasiswa tingkat tiga dan fakultas," kata Devie.
"Nanti kalau ada hal-hal yang mencurigakan akan segara dilaporkan ke otoritas pihak kampus.". Pada Sabtu, 12 November 2011 Sensus menangkap tiga tersangka teroris. Mereka adalah jaringan Negara Islam Indonesia (NII) pimpinan Abu Omar.
Ketiga terduga teroris itu masing-masing berinisial DAP (34), BH alias D (35), dan A (32). Tersangka DAP ditangkap di daerah Cipondoh, Tangerang. Sementara itu, BH alias D dan A ditangkap di Karawaci, Tangerang. Mereka diduga jaringan yang menyembunyikan senjata di hutan UI. (sj)